Kita semua sepakat untuk membunuh sesama! Dan jamaah menjawabnya iyaa! Ternyata itulah arinya. Kondisi zaman yang sengaja disiratkan kedalam pentas monolognya agar kita selalu mawas dan tidak ikut mudah hanyut dalam arus. Apalagi kalau akhirnya hanya menyempitkan makna cinta dan membangun kebencian antar sesama.
Sesi diskusi pun dimulai sekitar pukul 22.00. Kang Ahmad ngode untuk mengajak saya menaiki panggung. Saya sedih, saya sudah di panggung tapi disuruh naik panggung lagi. Bingung,kan? Karena saya sendiri kesini hanya diperjalankan atas dasar cinta. Bukan untuk apa-apa, apalagi mengemban misi tertentu.Â
Semua hanya hasil kemesraan dan cinta hingga akhirnya semua dipertemukan. Bersama dengan Mas Zuhud dan Mas Abi, akhirnya kita berempat nggelar kloso untuk membahas tema 'Klilipan' dan ngudari satu persatu sebagai proses pembelajaran bersama.
Para jamaah di awal acara sudah banyak yang menanggapi. Kesamaan pemikiran akhirnya bertemu. Salah satunya adalah tentang benar dan salah. Karena pada dasarnya manusia memiliki ego kebenaran versi pemikirannya yang tidak semua bisa diseragamkan.
Di sesi terakhir Mas Akbar, Gus Blero, dan Pak Tono dipersilahkan menaiki panggung. Mas Akbar bercerita tentang Sengkuni. Seperti salah satu katanya, "Siapapun yang di-bully/ ditindas jika melakukan kejahatan, akhirnya akan menjadi sebuah pemakluman. Inilah Sengkuni versi teater perdikan buatan Mbah Nun ini. Kemudian Pak Tono adalah seorang Tokoh di balik terciptanya Pasar Kumandang yang sangat kondang ini.Â
Karena transaksinya menggunakan koin. Pak Tono tidak dekat Mbah Nun akan tetapi dekat dengan Umbu Landu Paranggi, gurunya Simbah. Salah satu kata Pak Tono yang ditekankan adalah sebuah kata berjuang yang diganti dengan berproses. Untuk mengantisipasi rasa kecewa yang mungkin akan berdatangan menyapa.
Lalu Gus Blero menyuruh jamaah untuk mencari "Saba Parwa". Tanpa dibahas. Beliau hanya menyampaikan singkat. Islam hanya tinggal jenenge. Al Qur'an mung kari tulisane. Jaman-jaman susah tapi di sisi yang lain. Wonosobo akan menjadi peranan penting dalam segala peristiwa genting jaman ini. Setidaknya, Jadilah pemimpin bagi kehidupanmu sendiri.
Acara pun ditutup dengan Wirid Penuntasan oleh Kang Ahmad. Sekitar pukul 03.00 pun acara dipungkasi dengan saling bersalam-salaman sambil bersholawat. Mission completed!
Minggu, 3 Februari 2019