Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menjelajahi Keindahan Alam di Sekitar Kaki Gunung Salak

30 Desember 2024   07:52 Diperbarui: 31 Desember 2024   07:45 1881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelajahi keindahan alam di kaki Gunung Salak (dokpri)

Selesai mengantarkan Pak Rudi, petugas tadi menemui kami kembali. Perjalanan menuju air terjun harus dengan jalan kaki, kami pun melewati kolam pemancingan yang ada di atas. Di tengahnya ada jembatan bambu, tetapi sudah rusak sehingga kami lewat pinggir kolam.

Jembatan bambu di tengah kolam, tetapi kondisinya rusak (dokpri)
Jembatan bambu di tengah kolam, tetapi kondisinya rusak (dokpri)
Jalan yang dilalui oleh kami berupa jalan setapak, sekelilingnya banyak pohon-pohon yang rimbun. Sesekali kami melewati batu dan aliran air dari Curug Sawer, airnya jernih sekali. Jalannya menanjak, dan membuat napas saya ngos-ngosan.

Kami jalan dengan pelan, sesekali suami membantu saat melewati jalan yang sulit dengan memegang tangan saya. Kami berhenti sejenak di bawah pohon bambu, lengkeng yang masih ada kami berikan kepada petugas yang menemani.

Jalan yang dilewati menuju air terjun (dokpri0
Jalan yang dilewati menuju air terjun (dokpri0
Perjalanan pun dilanjutkan, sekitar 30 menit kami berjalan dari bawah sampai ke tempat ini. Ternyata betul debit airnya kecil, padahal saat melihat video di You Tube, beberapa tahun yang lalu airnya besar.

Kami pun heran, biasanya pada musim hujan itu air terjun sedang bagus-bagusnya untuk dikunjungi karena airnya besar. Kata petugas, oleh penduduk di atas di buat talang untuk mengalirkan air ke kampung sehingga debit air Curug Sawer ini menjadi kecil.

Berfoto di sekitar air terjun, debitnya kecil tetapi airnya jernih (dokpri)
Berfoto di sekitar air terjun, debitnya kecil tetapi airnya jernih (dokpri)
Saya dan suami bergantian berfoto di sekitar air terjun, saat duduk di batu dekat air terjun baju kami terkena cipratan airnya. Walaupun debit airnya kecil, tetapi suara gemericiknya terdengar.

Kami duduk sambil merasakan suasana yang damai dan tenang, jauh dari hiruk pikuk perkotaan yang setiap hari kami temui. Rasa lelah selama perjalanan pun langsung hilang dengan merendam kaki di air yang jernih.

Duduk sambil menikmati gemericik air (dokpri)
Duduk sambil menikmati gemericik air (dokpri)
Kata petugas ada kawah di sekitar kawasan ini yang bisa dikunjungi, dan pernah beberapa kali mengantar mahasiswa ke sana. Perjalanannya sekitar 3 jam, sehingga berangkatnya harus lebih pagi. Tetapi kami tidak tertarik, karena tahu diri pasti tidak akan sanggup untuk berjalan sejauh itu apalagi jalannya menanjak.

Setelah istirahat sebentar, kami pun kembali melalui jalan yang tadi. Ternyata pulangnya lebih cepat, karena menurun. Lima belas menit kami sudah sampai di kolam pemancingan, petugas tadi memberikan makanan ternyata ikannya banyak dan ada ikan mas yang berukuran besar.

Pada saat sampai di bawah, pengunjung yang lain sudah pulang. Di dekat kolam renang yang berbentuk perahu, terdapat kolam yang berisi ikan lele. Pada saat diberi makanan, lelenya keluar dan ukurannya besar-besar.

Petugas tadi izin pamit karena mau memberi makan domba, tadinya kami ingin ikut tetapi ternyata lokasinya agak jauh. Kami pun mengucapkan terima kasih dan memberikan sedikit uang tip kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun