Kami diberitahu oleh petugas ada sebuah bangunan di atas dan bisa naik untuk melihat pemandangan yang ada di sekitarnya. Kami pun tertarik untuk ke sana, dan melanjutkan perjalanan ke atas menggunakan sepeda motor. Tak jauh dari gerbang ada kolam, dan terlihat ada anak-anak yang sedang berenang di sana.
Jalan yang dilalui menanjak, hingga kami menemukan sebuah bangunan yang bertingkat. Ada 2 orang yang berada di sana, satu orang sedang naik pohon pinus dan memotong beberapa dahan. Sedangkan yang satu orang lagi menunggu di bawah, rambutnya sudah putih dan dikuncir. Ternyata beliau adalah pemilik kawasan ini.
Kami dipersilakan naik melalui tangga yang ada di belakang bangunan, ada tempat duduk yang disediakan di atas dan sekelilingnya di pagar. Pemandangan yang terlihat dari atas luar biasa indahnya, di sebelah kiri terlihat Gunung Salak dengan jelas dan di sebelah kanan terlihat Gunung Gede tetapi tertutup oleh kabut.
Pemandangan yang terlihat di bawah juga menawan, banyak pepohonan di sekelilingnya. Saya dan suami duduk di atas sambil menikmati udara yang sejuk, kami pun berfoto secara bergantian. Setiap sudut di atas bisa menjadi spot foto dengan latar pemandangan yang indah.
Setelah puas, kami pun turun dan menemui pemilik tempat ini yang bernama Pak Rudi. Beliau menginformasikan bahwa Gunung Gede akan terlihat dengan jelas pada pukul 05.00 dan pukul 15.00. Langit di pagi hari akan terlihat indah, karena matahari baru keluar.
Kata beliau dulu sebelum Pandemi Covid, tempat ini ramai dikunjungi bahkan banyak juga yang camping ataupun menginap di tempat yang disewakan. Saat ini pengunjung belum sebanyak dulu, dan sedang dilakukan penataan kembali.
Luas kawasan ini sekitar 10 hektar, tersedia juga lapangan untuk kegiatan out bond yang letaknya di bawah bangunan ini. Kami pun izin untuk melihat-lihat ke bawah, sekelilingnya banyak pohon pinus dan ada juga pohon jeruk yang sedang berbuah. Â
Sebenarnya saya masih betah berlama-lama di sana karena suasananya masih asri, tetapi kami ingat dengan tujuan semula yaitu ingin ke Curug Sawer. Kami pun kembali ke bawah, tadinya suami mau membeli kopi di kantin tetapi tidak ada yang menunggunya.
Kami duduk di kursi kantin, sambil memakan buah lengkeng yang dibawa dari rumah. Setelah itu melihat anak-anak yang sedang berenang di kolam yang berbentuk perahu dan ada pengunjung yang sedang botram di tempat duduk yang ada di bawah pohon. Mereka adalah penduduk sekitar yang datang dengan jalan kaki atau naik sepeda motor.
Kebetulan ada petugas yang tadi di depan lewat, kami menanyakan lokasi Curug Sawer. Kata beliau debit air terjunnya sedang kecil, dan saya menjawab tidak apa-apa. Petugas tersebut bersedia menemani, tetapi mau menjemput dahulu Pak Rudi yang masih ada di atas.
Perjalanan Menuju ke Curug Sawer