Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kepercayaan Diri pada Anak Menurun, Bagaimana Cara Orang Tua Menyikapinya?

12 Juni 2024   17:32 Diperbarui: 13 Juni 2024   05:47 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acara testimoni siswa penghafal Al-Qur'an juz ke-29 dan 30 (dokpri)

Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan, tugas orang tua adalah untuk mengarahkan anak agar kelebihan yang dimilikinya bisa lebih berkembang lagi yang akan bermanfaat dalam meniti karir saat dewasa nanti.

Begitupun dengan ananda, saya mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Banyak kelebihan yang dimiliki oleh ananda, tetapi saya tidak akan menyebutkannya. 

Sedangkan kekurangannya adalah memiliki sifat pemalu dan kurang percaya diri apabila harus tampil di depan umum.

Kekurangan Pada Anak yang Membuat Kepercayaan Dirinya Menurun

Ananda sering malu apabila harus tampil di depan orang banyak. Penyebabnya yaitu ananda tidak bisa mengucapkan huruf R dengan jelas, itu yang membuatnya merasa kurang percaya diri.

Itu sudah saya ketahui saat masih duduk di bangku SD. Selama di SMP, kepercayaan dirinya semakin menurun. Apabila disuruh mewakili kelasnya dalam perlombaan di sekolah, ananda akan menolaknya.

Kebetulan ananda bersekolah di tempat saya mengajar. Ada peraturan tertulis di sekolah kami, bahwa guru tidak boleh mengajar anaknya sendiri sehingga ananda ditempatkan di kelas yang lain.

Ananda tidak ingin diketahui oleh teman-temannya sebagai anak guru, dan melarang saya untuk datang ke kelasnya. Ananda berangkat ke sekolah dan pulangnya juga selalu sendiri, terkadang kami juga tidak pernah bertemu saat di sekolah.

Saya selalu memantau perkembangan ananda ke wali kelas dan guru-guru yang mengajar. 

Pernah saat duduk di kelas 9 semester ganjil, ananda oleh wali kelasnya disuruh untuk menjadi pemimpin upacara tetapi ananda menolaknya. Alasannya takut ditertawakan pada saat menyiapkan, karena tidak bisa mengucapkan huruf R.

Pada saat pelajaran SBK siswa harus tampil sendiri di depan kelas menyanyikan sebuah lagu. Saya tanya ke gurunya, katanya ananda mau nyanyi ke depan tetapi menyanyikan lagunya sambil menunduk dan suaranya pelan.

Saya sering melihat ananda apabila berjalan sambil menunduk kepalanya, sehingga sering saya menegurnya agar berjalan dengan posisi tegak ke depan.

Memotivasi Agar Anak Memiliki Rasa Percaya Diri yang Tinggi

Di rumah saya dan suami selalu memberikan motivasi kepada ananda supaya menjadi lebih bertanggung jawab dan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Ananda merupakan anak kami satu-satunya, sehingga kami menaruh harapan yang besar kepadanya.

Suami bekerja di Bogor dan baru pulang ke rumah di akhir pekan. Di hari Minggu suami sering mengajak ananda jalan-jalan naik motor untuk sekedar mencari sarapan, melihat perkembangan tol Bocimi, ataupun mengunjungi tempat wisata alam terdekat. Pada saat pergi berdua tersebut, suami lebih leluasa mengajak ananda mengobrol sambil menyelipkan nasihat dan motivasi.

Untuk mencoba keberanian dan rasa percaya dirinya, di akhir kelas 9 ananda saya suruh ikut kegiatan tasmi yaitu ujian hafalan Al-Qur'an juz ke-30. Karena sebenarnya ananda sudah hafal sejak duduk di kelas 5 SDIT.  

Awalnya menolak tetapi saya dorong terus, setelah mengetahui dari kelasnya tidak ada siswa yang ikut akhirnya ananda mendaftar di hari terakhir. Dari 251 siswa kelas 9, yang berani ikut tasmi hanya 9 orang meskipun yang sudah hafal juz ke-30 banyak.

Para siswa membayangkan kegiatan tasmi itu susah dan merasa kurang percaya diri saat membaca hafalan Al-Quran di depan penguji dan peserta lainnya.

Selama di kelas 9, ananda sudah mulai menghafal juz ke-29 tetapi sampai akhir tahun pelajaran hanya bertambah dua surat saja yaitu surat Al-Mulk dan Al-Qalam.

Kegiatan tasmi untuk kelas 9 diselenggarakan pada tanggal 22 Mei 2024 yang lalu (baca di sini), saya pun mendampingi ananda beserta orang tua lainnya.

Pada tanggal 27 Mei 2024 semua siswa kelas 9 dikumpulkan untuk menerima undangan wisuda tahfidz Al-Qur'an dan pelepasan siswa yang akan dilaksanakan secara berturut-turut.

Selesai pembagian undangan, siswa yang ikut tasmi dikumpulkan oleh panitia wisuda tahfidz dan diberi gambaran tentang acara yang akan dilaksanakan serta diminta keesokan harinya datang untuk gladiresik.

Saat saya pulang ke rumah sore hari, ananda mengatakan mau datang pada saat wisuda tahfidz tetapi tidak mau tampil di panggung. Saya menelepon suami agar membujuk ananda, tetapi tidak berhasil.

Besok paginya sebelum berangkat, saya berbicara kembali dengan ananda. Ternyata siangnya ananda tidak datang ke sekolah, saya meminta temannya untuk menelepon tetapi tidak diangkat.

Saya berada di sekolah sampai sore karena menjadi panitia pelepasan siswa kelas 9. Saya dan panitia lain menunggu kursi dan tukang dekor yang akan datang.

Pukul 17.00 ananda menelepon meminta saya agar segera pulang dan memberi kabar bahwa dirinya mau tampil di acara wisuda tahfidz. Saya bertanya ke panitianya tentang apa yang harus dipersiapkan oleh ananda. Saya pun segera pulang dengan perasaan gembira.

Wisuda tahfidz ini dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 29 Mei 2024. Semua siswa kelas 9 hadir tetapi orang tua yang diundang hanya yang ikut tasmi saja.

Pukul 08,00 acara dimulai, setelah pembukaan acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan ayat suci Al-Qur'an dan doa.

Selanjutnya acara testimoni dipimpin oleh Pak H. Asep Suryana sebagai penanggung jawab kegiatan tahfidz SMPN 2 Cibadak. Sembilan siswa tampil dan duduk di kursi yang disediakan di panggung dan ananda terlihat lebih banyak menunduk. 

Semua siswa membacakan hafalannya, ananda kebagian sambung ayat surat Asy-Syams bersama dengan dua siswa lainnya.

Acara testimoni siswa penghafal Al-Qur'an juz ke-29 dan 30 (dokpri)
Acara testimoni siswa penghafal Al-Qur'an juz ke-29 dan 30 (dokpri)
Setelah itu yang hadir diminta untuk mengetes siswa yang di depan. Mereka terlihat tegang, begitupun dengan ananda. Hadirin yang mengetes akan membaca surat secara acak dan menunjuk siswa yang dipilihnya secara acak pula.

Ada satu orang guru yang membacakan ayat dari salah surat Al-Qur'an juz ke-30, dan seorang siswa puteri yang di depan diminta untuk melanjutkan beberapa ayat saja.

Kemudian saya meminta siswa putera yang duduk di sebelah ananda untuk melanjutkan ayat yang saya baca, Kedua siswa tadi lancar membacanya dengan fasih.

Selanjutnya salah satu pembimbing tahfidz meminta Ramdan yang sudah hafal juz 29 dan 30 untuk membacakan surat Al-Mulk setengahnya saja. Suara Ramdan saat membaca Al-Qur'an terdengar sangat merdu.

Setelah Ramdan selesai, Pak Asep meminta ananda untuk melanjutkan surat Al-Qalam. Ananda terlihat kaget dan saya merasa deg degan, karena semalam ananda hanya menghafal kembali surat-surat yang ada di juz ke-30 saja.

Ternyata ananda mampu membacakan beberapa ayat sampai Pak Asep menyatakan cukup. Saya terharu melihat keberanian ananda dan bisa tampil dengan baik walaupun pada awalnya tidak mau maju ke panggung.  

Acara dilanjutkan kembali dengan sambutan-sambutan, penyerahan sertifikat kepada 9 siswa terbaik dan ngaji bareng semua peserta kelas 9.

Saat prosesi wisuda tahfidz, ananda beserta siswa lainnya duduk kembali di depan. Kemudian diminta untuk menjemput ibunya masing-masing. Ananda pun turun dan menggandeng tangan saya untuk naik ke panggung.

Siswa memberikan mahkota dan sungkem kepada ibunya (dokpri)
Siswa memberikan mahkota dan sungkem kepada ibunya (dokpri)
Ada perasaan haru saat ananda menyematkan mahkota dan sungkem. Orang tua siswa yang lain juga terlihat menangis. Setelah selesai, ananda saya peluk dan terus memberinya semangat agar terus meningkatkan hafalan Al-Qur'annya.

Wasana Kata

Itulah upaya yang dilakukan oleh kami sebagai orang tua utuk membantu ananda agar memiliki rasa kepercayaan diri saat tampil di depan umum.

Saya pernah mengatakan kepada ananda jangan fokus pada kekurangan yang ada pada diri, tetapi kembangkan kelebihan yang dimiliki. Jadikan kelebihan atau potensi diri menjadi hal yang bermanfaat untuk kebaikan pada masa yang akan datang. 

Saya dan suami sudah menyarankan agar ananda ikut kegiatan pengembangan diri dan organisasi yang ada di sekolah saat melanjutkan di SMA nanti supaya mentalnya terlatih dan kepercayaan dirinya lebih meningkat lagi. 

Terima kasih telah membaca tulisan ini, salam hangat dan bahagia selalu

#Tulisan ke-49 di tahun 2024

Cibadak, 12 Juni 2024

Tati Ajeng Saidah untuk Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun