Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Menarik Mengunjungi Pusat Konservasi Elang Jawa di Kawasan Gunung Gede Pangrango

1 Juli 2023   09:46 Diperbarui: 1 Juli 2023   19:02 2386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suami dan petugas di ruang informasi (dokpri)

Saya menemukan plang-plang yang berisikan informasi tentang hutan ini, yang merupakan lokasi percontohan restorasi ekosistem hutan dengan menggunakan adopsi pohon dan metode Miyaki.  

Plang yang ditemukan di kawasan hutan damar (dokpri)
Plang yang ditemukan di kawasan hutan damar (dokpri)
Program adopsi pohon ini dilakukan oleh pihak TNGGP sejak tahun 2011 yang bekerja sama dengan pihak OISCA dan mendapatkan dukungan dana dari Mitsubishi Corporation.

Kerja sama yang dilakukan memiliki tujuan antara lain untuk memperbaiki ekosistem kawasan TNGGP yang telah terdegradasi, mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat sekitar terhadap kawasan TNGGP dengan memberikan alternatif mata pencaharian lain di luar kawasan serta untuk meningkatkan wawasan dan peran aktif masyarakat dalam upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.

Ada 18 hektar yang dijadikan sebagai kawasan restorasi dengan rincian 17 hektar berada di zona rehabilitasi menggunakan program Adopsi Pohon dan 1 hektar berada di zona pemanfaatan menggunakan program Miyaki.

Metode Miyawaki merupakan suatu metode penanaman untuk merestorasi areal kritis yang dikembangkan oleh Prof. Miyawaki dari Jepang.

Konsepnya yaitu melakukan penanaman pohon menggunakan jarak tanam rapat dengan jumlah antara 20.000 sampai 30.000 pohon per hektar.  Tujuannya agar fungsi ekosistem kawasan hutan dan tutupan lahan dapat dipulihkan dalam kurun waktu yang lebih singkat.

Hutan damar (dokpri)
Hutan damar (dokpri)
Terbukti saat ini kawasan TNGGP yang ada di Cimungkad ini ditumbuhi oleh tanaman yang lebat dan sebagian besar berupa pohon damar, sehingga kawasan ini terasa teduh dan sejuk.

Kami berjalan sampai ke atas melewati tangga hingga sampai di sebuah rumah tua yang beberapa bagiannya telah rusak akibat gempa Cianjur. Rumah tersebut dulunya merupakan tempat tinggal penemu Elang Jawa yaitu Max Edward Gottieb Bartels dan dijadikan sebagai musium.

Setelah rumah tersebut rusak, barang-barang yang ada pada musium tersebut dipindahkan ke bangunan yang ada di bawah yang merupakan tempat informasi.

Rumah tersebut merupakan batas yang bisa dilewati oleh pengunjung, ke sananya jalannya ditutup karena sudah termasuk kawasan konservasi Elang Jawa dan juga ada makam dari Bartels.  

Rumah tua peninggalan keluarga Bartles (dokpri)
Rumah tua peninggalan keluarga Bartles (dokpri)
Suasana di sekitar rumah terasa sepi dan hening, karena pengunjung lain tidak ada yang naik sampai ke sini. Di depan rumah tersebut ada sebuah batu prasasti atau batu nisan yang bertuliskan tanggal lahir dan tanggal kematian dari M.E.G Bartels (24 Januari 1871 -7 April 1936).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun