Mohon tunggu...
Tati AjengSaidah
Tati AjengSaidah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMPN 2 Cibadak Kab. Sukabumi

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Memiliki Teman Khayalan, Bagaimana Cara Orangtua Menyikapinya?

27 Februari 2022   07:11 Diperbarui: 27 Februari 2022   22:15 1865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Memiliki Teman Khayalan (sumber foto: shutterstock via Kompas.com)

Sejak menikah, suami ikut saya ke Sukabumi sehingga tinggal berjauhan dengan saudara kandungnya. Karena ananda bawel menyebabkan kakak-kakak ipar dan keponakan senang menelepon dan mengajak ngobrol ananda.

Ananda bisa diajak mengobrol lama bila yang dibahas adalah tentang teman khayalannya dan juga tentang bus. Sejak kecil ananda merupakan tipe anak yang mudah bergaul.

Di lingkungan rumah, ananda memiliki banyak teman bermain. Pada saat mulai sekolah di TK, ananda mudah mengenal nama-nama temannya dan bisa bermain dengan siapa saja.  

Kedua meningkatkan kreativitas anak. Saya dan suami sering mengunduh video bus mania yang ada di You Tube dan disimpan di laptop. Ananda sering melihat video perjalanan tersebut, sehingga hafal beberapa nama kota-kota besar yang ada di Indonesia.  

Teman khayalannya tersebut sering diceritakan oleh ananda sedang jalan-jalan ke beberapa kota bersama dengan keluarganya.   

Ketiga memiliki kosa kata yang lebih baik. Ananda sudah lancar berbicara sejak berumur 2 tahun, dan senang apabila diajak mengobrol oleh siapa saja.

Pada saat ananda pura-pura menelepon teman khayalannya kemudian bercerita tentang aktivitas yang dilakukan oleh Wili kepada kami, kata-kata dan kalimat yang digunakannya bisa dimengerti dan tersusun dengan baik.

Bahkan kosa kata yang dimilikinya lebih banyak dari teman seumurannya. Apabila diberi pertanyaan maka ananda bisa menjawab dengan baik dan terkadang jawabannya di luar dugaan.

Keempat membantu anak mengelola konflik di sekitarnya. Dengan memiliki teman khayalan, seorang anak bisa mengelola emosi dengan baik sehingga akan membantunya menghadapi konflik yang terjadi dengan teman-temannya.

Ketika ananda bermain dengan temannya, saya sering melihat ananda meminjamkan mainan yang sedang dipegangnya dan lebih memilih mengambil kembali mainan yang lain sehingga bisa bermain bersama dengan temannya tersebut.

Sejak kecil ananda bukan tipe anak yang cengeng dan pengadu. Ketika ada masalah dengan temannya, saya tidak pernah ikut campur, dan membiarkan ananda untuk mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun