Setelah acara selesai, siswa masuk ke kelas masing-masing bersama dengan wali kelasnya untuk melakukan makan bersama atau istilahnya "botram" di dalam kelas.Â
Ada siswa yang membawa makanan tradisonal seperti combro, misro, katimus, dan kelepon tetapi ada juga yang membawa nasi beserta lauk pauknya. Mereka makan bersama-sama dan saling bertukar makanan, semua siswa terlihat bergembira dan menikmati makanan yang telah dibawa dari rumahnya masing-masing. Ada beberapa siswa perempuan di kelas 9 yang sedang bermain bola bekel setelah selesai makan, mereka bermain sambil tertawa dan bercanda.
Nasi liwetnya di masak di rumah dan di bawa ke sekolah, lauk pauknya juga sederhana yaitu tahu, tempe, ikan asin, yang ditambah dengan lalap, sambal, pete dan kerupuk.
 Ada beberapa orang guru yang ikut makan di sana, terlihat seru sekali dan akrab dengan para siswa. Setelah pukul 11.00 siswa diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Peringatan Bahasa Ibu Internasional yang telah dilaksanakan pada tahun kemarin sangat berkesan sekali bagi siswa dan guru, karena bukan saja bermanfaat dalam upaya melestarikan bahasa ibu kami yaitu bahasa sunda tetapi juga berperan dalam melestarikan kebudayaan daerah yang lainnya.
Diharapkan siswa bangga dengan bahasa daerah dan tidak malu menggunakannya dalam pergaulan sehari-hari. sehingga bahasa daerah akan tetap lestari dan tetap menjadi kekayaan budaya Bangsa Indonesia. Selamat Hari Bahasa Ibu Internasional, mari kita lestarikan bahasa daerah yang kita miliki supaya tidak punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H