Setiap tanggal 21 Februari diperingati sebagai "Hari Bahasa Ibu Internasional". Sejarah Hari Bahasa Ibu Internasional berdasarkan sumber yang saya kutip dari wikipedia berasal dari pengakuan secara internasional terhadap "Hari Gerakan Bahasa" yang dirayakan di Bangladesh.
Resolusi bahasa internasional pertama kali diusulkan oleh Rafiqul Islam yaitu seorang Bangli yang tinggal di Kanada yang menulis surat kepada Kofi Anan pada tanggal 9 Januari 1998.Â
Dalam isi suratnya Rafiqul Islam meminta PBB untuk mengambil langkah untuk menyelamatkan bahasa dunia dari kepunahan dengan mendeklarasikan Hari Bahasa Ibu Internasional (International Mother Language Day).Â
Akhirnya dipilih tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional, karena pada tanggal tersebut bangsa Bangladesh mengalami pembunuhan pada tahun 1952 dalam memperjuangkan bahasa Bangli di Dhaka
Pada tahun 2008 Majelis Umum PBB secara resmi mengakui tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional, walaupun sebelumnya UNESCO telah mengumumkan pertama kali pada tanggal 17 November 1999.Â
Hari Bahasa Internasional merupakan peringatan tahunan setiap tanggal 21 Februari untuk mempromosikan kesadaran akan keanekaragaman bahasa dan budaya serta mempromosikan multibahasa.
Salah satu tujuan peringatan Bahasa Ibu Internasional adalah untuk melestarikan dan melindungi semua bahasa Ibu yang ada di dunia (sumber : liputan6.com). Â
Sebagai warga negara yang baik, maka kita berkewajiban untuk melestarikan bahasa ibu yang kita miliki. Bagi masyarakat Jawa Barat, kami memiliki bahasa ibu yaitu bahasa sunda. Dalam bahasa sunda Hari Bahasa Ibu Internasional disebut sebagai "Poe Basa Indung Internasional"
Walaupun tanggal 21 Februari sudah lama ditetapkan sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional, tetapi sekolah kami baru dua tahun ke belakang memperingatinya.Â
Untuk tahun ini karena sedang PJJ sekolah tidak mengadakan acara khusus untuk memperingatinya, tetapi pada tahun kemarin ada surat edaran dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi ke tiap sekolah agar memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional. Sehingga pihak sekolah membuat persiapan dengan membuat panitia yang ketuanya adalah guru Bahasa Sunda, dan dibantu orang guru-guru yang lainnya.Â
Sehari sebelumnya panitia memberi pengumuman kepada siswa agar pada saat acara peringatan dilaksanakan memakai baju adat sunda, membawa makanan tradisonal serta harus menggunakan bahasa sunda selama berada di sekolah.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/20/2-6030ae448ede48264d224353.jpeg?t=o&v=770)
Artinya "Kita biasakan berbicara menggunakan Bahasa Sunda. Bahasa Inggris bisa, Bahasa Indonesia menguasai, Bahasa Sunda tidak bisa, apakah tidak malu? Bila Bahasa punah maka Bangsa juga akan ikut punah". Tetapi mohon maaf di spanduk ada kesalahan penulisan dari percetakannya, karena ada huruf dan angka yang tidak tercetak.Â
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/20/3-6030ae6d8ede482549121923.jpg?t=o&v=770)
Siswa yang baru datang disambut oleh semua guru dan bersalaman, selanjutnya siswa masuk ke lapangan yang disambut dengan alunan kawih sunda yang sedang dinyanyikan oleh seorang siswa yang di iringi dengan alat musik degungan yang dimainkan oleh beberapa orang siswa yang didampingi oleh guru kesenian yang berada di panggung.Â
Sekolah kedatangan tamu dari Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi yang melakukan monitoring terhadap Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang diselenggarakan di sekolah, tetapi hanya sebentar karena harus berkunjung ke sekolah yang lain.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/20/4-6030ae49d541df5c02340ff2.jpg?t=o&v=770)
Karena biasanya keduanya tampil menjadi pembawa acara dalam beberapa kegiatan menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi karena dibimbing dan dilatih sebelumnya sehingga keduanya tampil dengan sangat baik bahkan membuat kagum siswa yang lainnya.
Kegiatan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional di mulai dengan pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Sekolah, menyanyikan lagu himne Kabupaten Sukabumi dan melakukan senam parahyangan.
Ada beberapa siswa yang memimpin gerakan senam di panggung, sedangkan siswa lain dan guru melakukan senam di lapangan dengan gembira. Lagu yang diiringi musik untuk senam juga menggunakan bahasa sunda.Â
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/20/5-6030af268ede482680557623.jpg?t=o&v=770)
Tim seni calung terdiri dari siswa-siswa yang sudah beberapa kali tampil dalam acara perpisahan siswa kelas 9 sebelumnya, dialog dan nyanyian yang dibawakan menggunakan bahasa sunda. Semua acara dilaksanakan dari siswa, oleh siswa dan untuk siswa.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/20/6-6030aefbd541df798f7e4f54.jpg?t=o&v=770)
Setelah acara selesai, siswa masuk ke kelas masing-masing bersama dengan wali kelasnya untuk melakukan makan bersama atau istilahnya "botram" di dalam kelas.Â
Ada siswa yang membawa makanan tradisonal seperti combro, misro, katimus, dan kelepon tetapi ada juga yang membawa nasi beserta lauk pauknya. Mereka makan bersama-sama dan saling bertukar makanan, semua siswa terlihat bergembira dan menikmati makanan yang telah dibawa dari rumahnya masing-masing. Ada beberapa siswa perempuan di kelas 9 yang sedang bermain bola bekel setelah selesai makan, mereka bermain sambil tertawa dan bercanda.
![dokumentasi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/02/20/7-6030af19d541df0bdd5cbd02.jpg?t=o&v=770)
Nasi liwetnya di masak di rumah dan di bawa ke sekolah, lauk pauknya juga sederhana yaitu tahu, tempe, ikan asin, yang ditambah dengan lalap, sambal, pete dan kerupuk.
 Ada beberapa orang guru yang ikut makan di sana, terlihat seru sekali dan akrab dengan para siswa. Setelah pukul 11.00 siswa diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
Peringatan Bahasa Ibu Internasional yang telah dilaksanakan pada tahun kemarin sangat berkesan sekali bagi siswa dan guru, karena bukan saja bermanfaat dalam upaya melestarikan bahasa ibu kami yaitu bahasa sunda tetapi juga berperan dalam melestarikan kebudayaan daerah yang lainnya.
Diharapkan siswa bangga dengan bahasa daerah dan tidak malu menggunakannya dalam pergaulan sehari-hari. sehingga bahasa daerah akan tetap lestari dan tetap menjadi kekayaan budaya Bangsa Indonesia. Selamat Hari Bahasa Ibu Internasional, mari kita lestarikan bahasa daerah yang kita miliki supaya tidak punah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI