Salah satu misi Desa Tengkurak yang tertuang dalam RPJM-desa adalah "menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan perekonomian perdesaan." Sebagai desa pesisir, mereka mengamini jika potensi terbesarnya adalah dari sektor perikanan.Â
Maka ketika BUMDes sebagai badan usaha yang memberdayakan ekonomi desa ditawari untuk mengelola lahan tambak Badan Bank Tanah, empat tangga kesejahteraan itu dapat ditapaki sekaligus. Walau tentu jalannya setapak demi setapak.
Dari sektor kesehatan dan gizi, yang juga erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Pihak desa mampu memproduksi, mendistribusikan, juga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan hasil budidayanya. Poin ini juga erat kaitannya dengan peningkatan taraf dan pola konsumsi.
Studi United Nation pada kisaran 2020-an juga menyatakan hal serupa:
Aquaculture can improve food security and nutrition by increasing the amount of seafood available for people to eat. - UN
Kemudian, seperti publikasi United Nation lainnya, pengembangan sektor perikanan dinilai dapat menguatkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan maupun pesisir. Penguatan ekonomi ini akan menunjang indikator kesejahteraan yang lain, yaitu kemiskinan.
Kemiskinan akan menurun seiring dengan adanya pengurangan pengangguran dan peningkatan kesempatan kerja. Melalui video Badan Bank Tanah yang ditayangkan di Instagram, Usman, warga Desa Tengkurak mengaku bersyukur karena bisa bekerja menunggu tambak di lahan Badan Bank Tanah ini.Â
Jika kemiskinan menurun, sektor lain akan terdampak positif. Seperti pendidikan anak akan meningkat, kesehatan keluarga lebih diperhatikan, dan sederet efek positif lainnya.
Dengan begitu Badan Bank Tanah sukses mengelola lahan negara, memberdayakan ekonomi dan masyarakat lokal, pun meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.Â
Bukankah ini definisi memberikan kail, dan bukan ikan? :) Kondisi seperti ini akan bermanfaat jika direplika di kabupaten atau kota lain. Harapannya, Badan Bank Tanah semakin banyak memberikan tanah HPL-nya agar dikelola masyarakat desa.