Tak hanya performa ketepatan waktu. Percepatan waktu tempuh yang digagas KAI Indonesia membuat perjalanan lebih efektif.
Di tahun 2018 (atau 2019, maaf saya lupa), saya naik kereta Sembrani rute Jakarta-Surabaya. Kala itu menghabiskan waktu hampir 11 jam. Sekarang? Cukup 8,5 jam saja.
Tak hanya Sembrani, waktu tempuh beberapa kereta juga dipercepat lewat kebijakan Gapeka. Bahkan, pada masa kepemimpinan Dirut Didiek Hartantyo, percepatan waktu tempuh dilakukan dua kali.
Kabarnya, percepatan waktu tempuh itu bisa direalisasikan karena perbaikan prasarana.
Beberapa faktor yang mempengaruhi seperti selesainya pembuatan jalur kereta ganda di beberapa ruas, pengoperasian lintas double-double track (DDT), peningkatan kecepatan di berbagai lintas sampai 120 km/jam, hingga adanya perubahan sistem persinyalan.
Perbaikan prasarana ini kemudian diikuti dengan peningkatan frekuensi perjalanan. Pada Tahun 2021 jumlah frekuensi perjalanan KA sebanyak 785.127 KA, angkanya meningkat di tahun 2022 menjadi 786.210 KA, pada tahun 2023 angkanya semakin meningkat sebanyak 815.666 KA.
"Pada tahun 2024 ini, sesuai grafik perjalanan kereta api, KAI akan mengoperasikan 839.238 perjalanan kereta api. Angka tersebut terdiri dari perjalanan kereta jarak jauh dan lokal, KRL, KA Bandara, serta KA Barang. Jumlah frekuensi perjalanan kereta api tersebut, belum termasuk kereta api tambahan yang KAI operasikan saat libur panjang seperti Natal dan Tahun Baru atau Mudik Lebaran" - Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo | Siaran Pers KAI 09.10.2024
Sang Lokomotif Penggerak Ekonomi
Empiri masa kini KAI bukan hanya mewadahi kebutuhan masyarakat akan transportasi. Data membuktikan bahwa KAI mampu menggerakkan roda ekonomi.
KAI juga diganjar sebagai 100 perusahaan terbesar di Indonesia versi Fortune 2023. Bahkan, dari 143 BUMN yang beroperasi pada 14 sektor strategis Indonesia, KAI berhasil masuk dalam jajaran 19 BUMN dengan pertumbuhan signifikan.
Dalam Siaran Pers KAI 15 Agustus 2024 lalu, dikatakan jika pendapatan KAI pada tahun 2023 sebesar Rp35,106 Triliun. Jumlah itu naik 37,25% dibanding tahun 2022 yang berada pada nilai Rp25,577 Triliun.
Sejak era Dirut Didiek, Aset KAI tumbuh signifikan hingga 53% dari 2020, mencapai Rp81,37 T di akhir tahun 2023. Pertumbuhan aset rata-ratanya juga sangat baik yaitu 15,23% per tahun.