Edukasi kesetaraan kesempatan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin dan penemu di dunia teknologi pangan dengan mengajak masyarakat ikut serta perlu dilakukan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) tentang isu ini.
6. Beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat umum
- Ikut mengampanyekan melalui media sosial pribadi
- Membicarakan dengan orang yang ditemui
- Mengonsumsi makanan secara bertanggungjawab (tidak membuang makanan dan hemat penggunaan energi)
- Menempuh pendidikan dan atau pelatihan berkaitan teknologi pangan
- Membeli produk dari UMKM dan perusahaan yang dimiliki, dipimpin dan atau mempekerjakan perempuan.
5 Tokoh Perempuan di Bidang Teknologi Pangan
Kurangnya representasi perempuan bukan berarti nol prestasi. Banyak perempuan yang telah mengubah cara pandang manusia di bidang peternakan, pertanian, penelitian, produksi, dan mengonsumsi makanan. Berikut beberapa diantaranya:
1. Nunuk Nuraini
Peracik bumbu Indomie yang mengabdi selama 30 tahun. Tidak terhitung jasa beliau bagi masyarakat Indonesia dan dunia, khususnya untuk anak kos yang harus berhemat di akhir bulan, korban bencana, maupun mereka yang sekadar ingin masak mi tanpa repot.Â
2. Marie Maynard Daly, PhDÂ
Perempuan kulit hitam pertama di Amerika Serikat yang meraih gelar PhD. Beliau mempelajari asam nukleat, yang membantu penemuan DNA dan RNA. Penelitiannya yang paling terkenal adalah efek kolesterol pada tubuh manusia.Â
3. Temple Grandin, PhDÂ
Beliau merevolusi metode transportasi ternak ketika menyadari hewan ternak ragu untuk bergerak ke dekat bayangan dan objek asing, juga membantu pembuatan saluran berulir untuk membantu menggiring ternak.
4. Â Evangelina Villegas, PhDÂ
Perempuan pertama yang meraih penghargaan World Food Prize untuk pengembangan protein jagung berkualitas tinggi yang membantu mengurangi risiko gizi buruk di dunia. Quality Protein Maize (QPM) adalah tanaman yang ditemukannya bersama dengan Dr. Surinder Vasal dengan kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan jagung biasa.
5. Â Ellen Swallow RichardsÂ
Perempuan pertama yang diterima Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan salah satu ahli kimia pertama di Amerika Serikat. Berkat bukunya yang berjudul Food Materials and Their Adulterations (1885), negara bagian Massachusetts menetapkan perundang-undangan pertama tentang pangan dan obat-obatan (Pure Food and Drug Act).
Beberapa Organisasi dan Komunitas Teknologi Pangan di Indonesia
Kesimpulan
Pemberdayaan perempuan dalam keseluruhan aspek kehidupan adalah satu-satunya cara untuk memastikan ekonomi yang stabil dan sejahtera, serta menjaga lingkungan agar tetap sehat untuk generasi selanjutnya. Pendidikan dan awareness memainkan peran penting dalam inklusivitas dan pemberdayaan perempuan. Melalui inisiatif seperti program mentorship, workshop, dan kampanye advokasi, memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berkembang. Perempuan bisa berdaya, menghadapi tantangan, dan mencapai potensinya secara penuh dengan dukungan, sumber daya, dan fasilitas yang memadai.
Masa depan makanan kita berada di tangan perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H