3. Promotor kesehatan
Prospek kerja kesehatan masyarakat yang banyak tersedia adalah promotor kesehatan atau promkes.
Promotor kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan penyuluhan dan mendorong kesadaran masyarakat atas kesehatan jasmani maupun mental mereka.
Gaji seorang promotor kesehatan terbilang cukup baik, mulai dari Rp36 juta per tahun atau lebih bergantung pada perusahaan atau instansi tempatnya bekerja.
4. Ahli gizi
Prospek kerja kesehatan masyarakat salah satunya menjadi ahli gizi (Ilustrasi Foto: iStockphoto/kitzcorner)
Berbeda dengan dokter gizi yang memberi rekomendasi sesuai dengan kondisi medis pasiennya, ahli gizi membantu orang untuk memberikan konseling dan layanan terkait gizi yang berkualitas untuk masyarakat.
Ahli gizi bisa membuka praktik mandiri atau bekerja di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, ataupun puskesmas.
Kisaran gaji yang dapatkan seorang ahli gizi pemula Rp30-55 juta per tahun dan tak menutup kemungkinan terus naik seiring bertambahnya pengalaman dan lamanya bekerja.
5. Epidemiolog
Di masa pandemi seperti sekarang, dibutuhkan ahli yang memiliki wawasan mengenai pencegahan dan pengendalian penyakit, termasuk wabah. Hal tersebut merupakan tugas seorang epidemiolog untuk mengkaji hal-hal atau faktor yang berkaitan dengan wabah.
Biro Statistik Tenaga Kerja memprediksi profesi ini akan terus tumbuh hingga 2026, merujuk Healthcare Management.
Epidemiolog bertugas menganalisis data, melakukan survei kesehatan dan membuat rekomendasi. Tak hanya itu, mereka juga menawarkan solusi berbasis data untuk mendorong kesehatan masyarakat. Menyoal gajinya rata-rata epidemiolog mendapatkan lebih dari Rp120 juta per tahun, mengutip SalaryExpert.
Nahh gimana udah puas belum dengan penjelasan jurusan ilmu kesehatan masyarakat?? Ditunggu yaa kehadiran kalian sebagai mahasiswa kesmas semangaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H