Abstrak
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam sarana penyampaian berbagai aspek pengetahuan baik pengetahuan umum ataupun agama, karena dengan memberikan pengetahuan tentang dunia di sekitar dan dorongan pengetahuan syariat dapat mengarahkan hidup menjadi lebih baik. Selain itu, pendidikan juga dapat mengembangkan kepribadian, pikiran, dan keterampilan sosial seseorang serta mempersiapkan mereka untuk pengalaman hidup. Pendidikan juga memberi seseorang status khusus dalam masyarakat mereka sendiri dan di mana pun mereka tinggal. Khususnya kita sebagai umat muslim telah di[perintahkan oleh Alloh SWT. Bahwa mencari ilmu itu wajib bagi setiap umat muslim, maka dengan menjalankan perintah-Nya niscaya kita akan menjadi hamba yang selalu diberikan naungan oleh Alloh SWT. Dalam kehidupan kita terdapat berbagai macam jenis Pendidikan, baik Pendidikan formal ataupun nor formal, layaknya bayi yang terlahir ke dunia dia telah mendapatkan Pendidikan non formal dari orang tuanya, maka dengan ini menunjukkan bahwa manusia tidak bisa lepas dari Pendidikan dan lingkungan pertama manusia dalam mendapatkan Pendidikan adalah dari lingkungan keluarga, yaitu dari orang tuannya sendiri, dengan kasih sayangnya orang tua mulai mengenalkan berbagai hal di dunia ini, dan yang terpentingnya dapat memberikan pengarahan dalam pembentukan karakter seorang anak. Maka dalam penulisan ini, bertujuan untuk memberikan pengetahuan seberapa pentingnya Pendidikan karakter bagi kita khususnya bagi seorang remaja, di mana masa remaja lah yang begitu banyak ujiannya akan berbagai kejahatan dan kemaksiatan yang terjadi jika di dalam dirinya tidak terdapat karakter yang baik dan mampu untuk menahan segala hawa nafsunya.
A.Pendahuluan
Pendidikan agama islam merupakan pedoman manusia dalam mengenal, memahami, hingga mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia. Dalam ajaran islam mengajarkan betapa indahnya agama yang menjunjung tinggi nilai nilai kebaikan dan kemaslahatan hidup, yang mana ajaran ini bersumber dari Al-Quran, hadis, dan ijma para Ulama. Pendidikan Islam juga memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembinaan dan pembentukan karakter setiap orang. Dalam Pendidikan islam memiliki dua aspek, aspek pertama pembentukan kepribadian, aspek kedua ditunjukan kepada pemikiran dan pemahaman tentang berbagai tuntunan syariat islam itu sendiri (Margono, 2010)
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Dimasa yang rentan ini akan banyak muncul persoalan yang harus dihadapi. Permasalahan remaja tidak hanya pada kekerasan seksual dan bullying. Akan tetapi karena kurangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki akan menciptakan ketakutan dan kecemasan pada diri sendiri. Rasa percaya yang kuat akan meningkatkan pencapaian hidup dan kepercayaan diri. Adapun kemampuannya untuk mengatasi rintangan yang sulit, bukan sebagai ancaman yang harus dihindari, dengan tujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Hingga dengan cepat memulihkan rasa pesimis atau masalah kegagalan.
Nilai-nila moral atau akhlak ditanamkan merupakan pondasi penting bagi teberntuknya karakter yang beradap dan berakhlak. Oleh karena itu penanaman moral dan akhlak melalui pendidikan karakter sedini mungkin. Pentingnya pondasi kepribadian yang kuat dari orang tua, guru dan orang sekitar dalam mendidik kepribadian disebabkan pada masa remaja akan banyak tantangan diantaranya. Pertama, tantangan tercermin dalam karekteristik masa remaja, kuatnya insting, penentangan, banyaknya komentar, cenderung suka menentang pengarahan orang tua, keinginan untuk hidup bebas, serta suka mengkritik, mendebat, terutama dalam masalah-masalah agama bahkan sampai pada tingkatan meragukan kebenaran agama, Kedua gencarnya usaha para musuh-musuh Islam untuk menjauhkan remaja dari agama dengan memanfaatkan cara-cara menggiurkan yang mendoktrin pikiran para remaja,  Disamping itu, perkembangan zaman dalam digital pun tidak dipungkiri karakteristik remaja lebih mudah untuk terpengaruhi karena  terlalu bebasnya akses  remaja dalam media sosial, sehingga siapapun dan kapanpun orang dapat berlaku bebas bahkan tanpa memperhatikan nilai-nilai norma  agama yang dibangun untuk menjaga tatanan hidup.
B.Metodologi Penelitian
Metode Penelitian Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Gunawan, 2013). Metode dalam penelitian ini menggunakan literatur review.
C.Hasil dan pembahasan
Kenakalan remaja
Pada masa remaja sering disebut dengan masa pemberontakan dimana seorang remaja yang banyak dihadapi berbagai situasi yang beragam bahkan dapat menjerumuskan dirinya ke hal-hal berbau kejahatan dan kemaksiatan dan banyak mengalami permasalahan dimana saja. Kenakalan remaja pada saat ini, seperti yang banyak diberitakan di berbagai media, dengan berbagai kenakalan yang tak layak dicontoh oleh generasi-generasi penerus bangsa kini. Tindakan yang dilakukan oleh remaja sekarang banyak yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di masyarakat dan berurusan dengan hukum seperti adanya permasalahan sosial diantaranya narkoba, sex bebas, perjudian, pencurian dan lain-lain.
Kenakalan remaja adalah suatu perilaku remaja melanggar status, membahayakan diri sendiri, menimbulkan korban materi pada orang iain, dan perilaku menimbulkan korban fisik pada orang lain. Perilaku melanggar status merupakan perilaku dimana remaja suka melawan orang tua, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit, bahkan sering kali berperilaku membahayakan diri sendiri. Pada dasarnya kenakalan remaja merupakan bentuk dari kekeliruan mereka dalam memproses informasi yang mereka dapatkan. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Para remaja dengan kegiatan-kegiatan yang akan mengantarkan mereka berpikir kritis mengenai persoalan-persoalan etika dan moral akan menginspirasi mereka untuk setia dan loyal dengan tindakan-tindakan etika dan moral. Mereka akan mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan perilaku etika dan moral tersebut dalam kegiatan sehari-hari atau sama halnya dengan pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter
Pendidikan karakter yang populer diperbincangkan hari ini pada dasarnya sudah disemaikan dalam wacana dan pelaksanaan pendidikan baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan Indonesia. Pendidikan bukanlah sekedar transfer of knowledge dengan tujuan untuk mengasah kecerdasan kognitif, tetapi ia merupakan sarana penting untuk mengasah kecerdasan budi/karakter, karena membangun budi pekerti/karakter yang baik dan kokoh dapat mewujudkan kepribadian/karakter yang mengalahkan nafsu dan tabiat-tabiat bengis, murka, pemarah, kikir, keras, dan tabiat buruk lainnya. Pendidikan karakter ini merupakan cara terbaik untuk menjamin setiap orang memiliki kepribadian yang baik dalam kehidupannya, jika terjadinya kenakalan remaja itu menunjukan bahwa mereka tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya. Karakter seseorang akan menjadi baik apabila didasarkan dengan nilai-nilai moral dan etika yang berlaku dalam negara maupun agama. Tiga komponen penting yang menjadikan karakter yang baik, yaitu (knowing) atau pengetahuan tentang moral, (moral feeling) atau perasaan tentang moral, dan (moral action) atau perbuatan moral. Karakter yang baik akan muncul setelah ketiga komponen karakter tersebut bisa terpenuhi dalam diri setiap manusia.
Secara konseptual dan praktik, pendidikan karakter dapat kita pahami sebagai sebuah pendekatan untuk memperkenalkan standar etika dan moral tentang baik dan buruk. Sebagaimana dijelaskan oleh Megawangi bahwa pendidikan karakter merupakan sarana untuk menanamkan standar moral universal seperti sayang kepada sesama, berlaku jujur, menolong orang, dan bertanggung jawab (Megawangi, 2009). Senada dengan Lickona menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang direncanakan untuk membantu orang memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai etika dan moral. Artinya, pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat ke arah pada kehidupan yang bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa (Lickona dkk., 2007).
Karakter atau tabiat adalah "kualitas atau sifat yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi, suatu obyek atau kejadian". karakter adalah watak, perangai, sifat dasar yang khas, satu sifat atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi. Ia disebabkan oleh pengaruh lingkungannya sendiri. Karakter hanya merupakan satu aspek dari kepribadian. Jadi, karakter adalah keseluruhan dari pada perasaan-perasaan dan hasrat yang telah terarah. Dengan demikian, karakter adalah sesuatu yang spesifik manusiawi. Binatang juga mempunyai perasaan dan hasrat, tetapi tak berkarakter. Karena binatang tidak berkehendak merdeka dan tidak menemukan sikap terhadap perasaan perasaan dan hasrat-hasrat.
 Karakter merupakan suatu keadaan jiwa. Keadaan ini menyebabkan jiwa bertindak tanpa pikir atau dipertimbangkan secara mendalam. Keadaan ini ada dua jenis. Yang pertama, alamiah dan bertolak dari watak. Yang kedua, tercipta melalui kebiasaan dan latihan. Pada mulanya keadaan ini terjadi karena dipertimbangkan dan difikirkan. Namun, kemudian melalui praktek terus menerus menjadi karakter. Nilai atau sikap yang secara sadar dimiliki oleh manusia yang dilaksanakan secara sadar akan kebutuhan menjadi manusia yang utuh dan dapat hidup bersama dalam lingkup hubungannya dengan tuhan, sesama manusia, alam sekitar, dan diri sendiri. Proses pembentukan nilai tersebut dapat didasari pada pengetahuan mengapa nilai itu dilaksanakan.
Karakter juga merupakan pondasi diri dengan mengedepankan nilai-nilai berakhlakul kariimah. Pembelajaran nilai akhlak dapat meliputi langkah informasi, pemberian contoh, latihan pembiasaan, umpan balik dan tindak lanjut. Metode terbaik untuk mengajarkan nilai akhlak kepada anak-anak adalah dengan contoh atau teladan dari semua pihak, yaitu orang tua, guru, dan masyarakat. Ketika anak-anak tidak memiliki hubungan dekat dengan orang tua mereka dan tidak mengenal nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga, mereka akan menjadi lebih lemah dalam menghadapi tekanan dari teman-temannya.
Pendidikan karakter dengan nilai-nilai akhlak memang sangat diperlukan oleh seorang muslim terlebih generasi muda. Seorang muslim seharusnya semenjak dini haruslah diajarkan tentang pendidikan nilai-nilai akhlak, supaya mereka kelak bisa mengemban tugas serta tanggung jawab dengan baik yang akan dihadapinya di masa yang akan datang, serta sebagai bahan acuan bagi para remaja muslim dalam bertingkah laku sehari-hari, supaya mereka dapat mencapai keselamatan serta kebahagiaan hidup di dunia sampai di akhirat kelak.
 Pola penanaman nilai akhlak menjadi isu penting dalam dunia pendidikan. Hal ini berkaitan dengan fenomena moral yang terjadi di tengah-tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidakadilan, korupsi, kekerasan pada anak, penyelenggaraan HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan karakteristik pada bangsa Indonesia.
Lingkungan Pendidikan Remaja
Pendidikan karakter dan akhlak remaja dapat diintegrasikan dengan pendidikan formal, nonformal dan informal sebagai bentuk pencegahan timbulnya kenakalan remaja. Pendidikan karakter ini merupakan upaya untuk mengembangkan sikap etika, moral dan tanggung jawab yang dibutuhkan remaja dalam menjalani kehidupan sosialnya tanpa merugikan lingkungannya dengan tindakan-tindakan yang menyimpang dari nilai dan norma masyarakat. Pendidikan karakter bagi para remaja dapat menyaring informasi-- informasi yang tidak sesuai bagi mereka.
Pendidikan remaja tidak lepas dari peran orang tua di keluarga, peran guru di sekolah dan peran lingkungan masyarakat. Ketiga peran ini saling bekerja sama dalam membentuk karakter remaja:
1.Peran orang tua di keluarga
Islam memandang bahwa lingkungan dalam keluarga sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian seorang anak. Khususnya ketika menginjak masa remaja., dalam lingkungan keluarga orang tua mampu menanamkan akidah islam yang lurus sesuai ajaran Rasulullah SAW., memberikan motivasi remaja untuk selalu bersemangat beribadah, orang tua juga harus mencontohkan sikap-sikap berakhlak baik dalam kehidupan sehari-hari.
2.Peran guru di sekolah
Di sekolah guru memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa, seorang guru harus mengimplementasikan syariat islam dalam proses belajar mengajar dengan cara mencontohkan sikap-sikap yang mencerminkan uswah hasanah, memiliki sikap pergaulan yang baik dan berusaha bergaul dengan orang-orang baik, menumbuhkan jiwa sabar dalam segala urusan, memiliki kesungguhan dalam mencapai tujuan atau cita-cita, memiliki akhlak yang baik bagi diri dan lingkungannya.
3.Peran lingkungan masyarakat
Dalam lingkungan masyarakat inilah segala interaksi yang dilakukan dengan berbagai kalangan bisa terjadi, karena kita adalah makhluk sosal yang tak mungkin bisa hidup tanpa interksi sosial. dan dalam lingkungan  masyarakat inilah terjadi proses pergaulan Dimana di dalamnya akan terjadi proses saling memengaruhi satu sama lain. Pergaulan merupakan unsur lingkungan yang turut mendidik karakter remaja, pergaulan ini bisa terjadi seperti, hidup bersama keluarga dan kerabat, berkumpul bersama teman-teman sebaya, bertempat tinggal dalam lingkungan yang sama baik di kota maupun di desa. Dalam lingkungan masyarakat ini remaja harus memiliki keteguhan diri dan keimanan yang kuat atas Allah SWT. Memiliki tanggung jawab besar terhadap masa depan yang lebih baik, sehingga dapat terciptanya generasi penerus yang dapat mengharumkan diri sendiri, keluarga bangsa, dan agama.
Implementasi nilai-nilai karakter pada remaja
Pendidikan karakter yang diakui dapat mencegah terjadinya kenakalan remaja ini dapat diimplementasikan dari kesadaran moral pada diri seorang remaja dalam membentengi dirinya dari hal-hal yang merusak kehidupannya sendiri, seperti membiasakan diri mengisi hari-hari dengan berbagai kegiatan yang positif dan bermanfaat, menjaga keistiqomahan dalam beribadah, berperilaku disiplin, mandiri, bersikap sopan santun, saling menghormati, saling menghargai, dan bertanggjung jawab pada diri sendiri maupun orang lain. Kegiatan ini bisa dilakukan di rumah, sekolah maupun di lingkungan sekitar. Dengan harapan dengan pengimplementasian karakter ini dapat menciptakan kepribadian yang baik serta membangun keharmonisan dalam bersosialisasi. Berikut merupakan nilai-nilai karakter Islami yang bisa diimplementasikan dalam diri seorang muslim;
1. Religius: Menunjukkan cinta kepada Tuhan dan seluruh ciptaannya, serta mengamalkan ajaran agama dengan penuh keyakinan, ketakwaan, dan kesabaran.
2. Jujur: Menjunjung tinggi kejujuran dalam segala aspek kehidupan, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
3. Santun dan Disiplin: Menjaga perilaku yang sopan, teratur, dan patuh terhadap norma-norma sosial dan agama.
4. Bertanggungjawab dan Amanah: Menunjukkan sikap tanggung jawab dalam setiap tindakan dan amanah yang dipercayakan.
5. Cinta Ilmu dan Ingin Tahu : Memiliki semangat untuk belajar, meningkatkan pengetahuan, dan mencari kebenaran.
6. Percaya dan Taat: Memiliki keyakinan yang kuat dan taat kepada ajaran agama serta otoritas yang sah.
7. Kasih Sayang dan Kepemimpinan: Menunjukkan sikap empati, kasih sayang, dan kemampuan untuk memimpin dengan bijaksana.
Implementasi nilai-nilai karakter Islami dalam pendidikan remaja Muslim sangat penting untuk membentuk generasi yang berakhlak mulia dan bertanggung jawab. Hal ini dilakukan melalui pembelajaran, keteladanan, dan pembiasaan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Kesimpulan
Kenakalan remaja yang terjadi di zaman sekarang membuat keresahan berbagai pihak disebabkannya mereka yang kurang akan penanaman karakter Islami pada dirinya, sehingga mereka tidak bisa mengontrol hawa nafsu dan goncangan yang terjadi pada kehidupannya. Dengan ini menunjukkan betapa pentingnya pengamalan Pendidikan karakter dan akhlak Islami dalam kehidupan sehari-hari dalam menanggulangi kenakalan remaja. Implementasi nilai-nilai karakter pada remaja Muslim merupakan bagian penting dalam pendidikan agama Islam. Beberapa nilai karakter yang terkandung dalam Pendidikan Agama Islam antara lain religius, jujur, santun, disiplin, bertanggungjawab, cinta ilmu, dan lainnya. Implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran dilakukan melalui keteladanan guru, penciptaan suasana kondusif, dan pembiasaan melalui berbagai langkah penanaman kebiasaan. Implementasi nilai-nilai karakter Islam juga dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, contoh keteladan guru dalam berbagai aspek yang menunjukkan pada akhlak yang baik dan sesuai ajaran islam. Â Upaya ini bertujuan untuk membentuk generasi penerus yang memiliki karakter Islami, baik dalam lingkup individu, masyarakat, maupun bangsa.Â
Daftar Rujukan
Aini, A. Z., Nurhani, D., & Trifiriani, M. (2021). Pendidikan Karakter dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja Berdasarkan Aspek "Knowledge, Feeling dan Acting". Syntax Idea, 3(1), 20-29
Inaku, S., & Iman, M. N. (2020). Pendidikan Karakter Berbasis Akhlaq. Irfani, 16(1), 69-81.
Sholihah, A. M., & Maulida, W. Z. (2020). Pendidikan Islam sebagai Fondasi Pendidikan Karakter. QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama, 12(1), 49-58.
Suyuti, S., & Yustitia, P. (2021). Tantangan dan peluang implementasi pendidikan karakter di SMA keagamaan. Ta'dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 10(4), 569-582.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H