"Yah gimana sih mbak Lia, bahaya di Jakarta sendirian".
Aku tidak takut itu pak sama sekali tidak, yang aku takutkan jika aku harus dikurung lagi di dalam kuil tua itu. Batinku.
"Mending ikut bapak dulu ke rumah,istirahat dulu Lia".
Aku sebenarnya lelah. Dan perutku sangatlah lapar.
"Iya".
Hujan turun. Aku segera menaiki mobil bapak itu.
Aku mencium aroma tubuh Kennant.
Kennant, kamu ada disini.
Aku turun dari mobil.
"Mau kemana Lia??"
"Sebentar pak".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!