Hujan lagi.
Aku menghangatkan tubuhku di balik Kuil. Sepi. Tak ada yang datang.
Bila hujan tiba, kuil selalu dikunjungi orang-orang untuk berteduh, namun kini yang ku rasakan hanyalah dinginnya angin dan suara rintik hujan. Aku begitu bosan. Memang setiap hari aku bosan, menetap di kuil selama ratusan tahun.
Tok tok tok..
Ah suara pintu diketuk, aku memicingkan mata tajamku melihat siapa yang datang.
Seorang lelaki bepostur tubuh tinggi dengan kemeja biru terlihat resah karena tasnya yang basah.
Aku senang jika ada yang datang ke kuil ini. Walaupun mereka tidak bisa melihatku, setidaknya aku tak merasakan sepi.
Aku memandangi sosok lelaki itu, ia masih terlihat resah. Lalu mataku tertuju pada gantungan kecil kayu di tasnya, disitu bertuliskan Kennant. Aku menduga bahwa itu adalah namanya.
"Kennant..". Aku memanggilnya.
Aku ingin meminta bantuannya agar aku bisa terbebas dari kuil ini.
Dia hanya melihat ke arah sekitar, dan wajahnya berubah panik.
"Tolonglah aku..". Aku sungguh ingin terbebas dari kuil ini.