Lihat saja rute yang dilalui oleh peserta full marathon (42 Km) dan half marathon (21 Km). Peserta lomba beradu lari dengan melintasi kawasan pedesaan dan situs-situs bersejarah yakni Candi Prambanan, Kompleks Candi Plaosan, Candi Sewu dan Candi Candi Bubrah.
Keindahan kompleks candi peninggalan era Kerajaan Mataram Kuno (+9M) ini, dapat dinikmat pelari di Km 37-39 atau ketika menyusuri  Jl. Purwodadi hingga pertigaan Jl. Candi Plaosan. Dua kilometer menuju garis finish, situs Candi Bubrah dan Candi Sewu menanti para pelari. Kedua candi ini letaknya masih di sekitar kawasan Candi Prambanan.
Tidak banyak informasi yang diketahui tentang situs Candi Bubrah karena ketika ditemukan kondisinya sudah berantakan dan menyisakan 'batur' atau kaki candi. Meskipun demikian sebagai situs bersejarah Candi Bubrah masih dijaga kelestariannya dan bisa dinikmati.
Suasana gembira lebih terasa lagi ketika para pelari berhasil menyentuh garis finish dan mendapatkan medali finisher. Meski tak juara, berhasil menyentuh garis finish adalah satu pencapaian yang patut dirayakan.Â
***
Mengikuti lomba marathon sambil menikmati pemandangan, situs budaya, atraksi seni tradisi, keramahtamahan penduduk bisa jadi merupakan momen yang tak terlupakan. Oleh karenanya konsep Sport-Torism yang dikemas dalam ajang Mandiri Jogja Marathon bisa menjadi agenda tahunan yang ditunggu-tunggu penggemar olahraga lari baik amatir maupun profesional.
Animo masyarakat mengikuti Mandiri Jogja Marathon terbilang tinggi. Buktinya 85,31 persen peserta berasal dari luar Yogyakarta. Hal ini tentu merupakan kabar baik bagi perkembangan dunia pariwisata Jogja. Para peserta tentu membutuhkan akomodasi, konsumsi maupun transportasi.