Mohon tunggu...
TARYONO
TARYONO Mohon Tunggu... Buruh - Menempuh jalan sunyi kerinduan

Lahir Januari 1986 di Palembang tinggal di Magelang-Jawa Tengah Pernah sekolah di : - TK Pertiwi Tegalsari Candimulyo Magelang - SD N II Tegalsari Candimulyo Magelang - SMP N 1 Candimuyo Magelang - SMA Muhamadiyah 1 Mungkid Magelang - Politeknik Muhammadiyah Magelang - Universitas Muhammadiyah Magelang - STIE SBI Yogyakarta Pernah aktif di : - Ikatan Remaja/Pelajar Muhammadiyah dari ranting s.d pimpinan pusat - Pemuda Muhammadiyah Magelang - DPD KNPI Kabupaten Magelang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Corona dan Kerinduan Teologis

8 Agustus 2020   07:01 Diperbarui: 11 Agustus 2020   18:36 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar manusia di muka bumi yang mengaku beriman kepada Allah dan Rasulnya tidak memberhalakan benda buatan manusia sedangkan sang pencipta yang kekal abadi penguasa jagad raya sering kita kesampingkan. 

Kita bisa menangis saat berada di depan Ka'bah, tapi kita tertawa dan kekenyangan saat tetangga kita kelaparan. Kita dengan gagah berdiri di atas mimbar-mimbar masjid bersuara lantang ada juga yang lembut dan teduh tutur katanya mengajak bertaqwa, beriman kepada Allah, menganyak amar ma'ruf dan nahi munkar, sementara kita semena-mena dengan orang yang berbuat kesalahan, tidak pernah tabayun dan cenderung menjustifikasi dan "nggebyah uyah".

MH Ainun Nadjib mengibaratkan "kita tidak membiarkan anak ayam ciat-ciat tercebur di comberan, tapi justru membiarkan anak manusia ciat-ciat tercebur dalam comberan kehidupan"

Esensi dari ibadah kadang tak sampai di dalam sanu bari kita. Kita masih cenderung bahagia dan bangga berada di dalam keriuhan dan tepuk tangan jama'ah dari pada berada dalam kesunyian "antara aku dan Engkau". Kita masih selalu berkutat pada sabut kelapa "sepet" dari pada menikmati air dan daging kelapanya.

Sesungguhnya covid-19 ini adalah nikmat yang Allah berikan kepada hambanya. Agar kita "berada dalam titik keintiman antara aku dan Engkau" tanpa karena. Ini bukan sekedar virus yang kemudian dijadikan ajang saling menghujat tapi agar saling bermunajat. 

Allah rindu hamba-Nya menyendiri bersama-Nya tanpa makhluk lain. Allah rindu kita berada dalam kesunyian. Allah rindu saat Kanjeng Nabi berkholwat, agaknya Allah bosan dengan cinta palsu kita. Allah menginginkan ketulusan dan kesungguhan cinta kita kepada-Nya, bukan sekedar cinta yang ramai-ramai kebanyakan.

Allah menghentikan sejenak ibadah di masjid dan di ka'bah, yang keduanya adalah rumah Allah (Baitullah). Gusti Allah ingin kita menghadirkan masjid dan ka'bah di hati kita bukan di pakaian dan harta kita. Sehingga kita  benar-benar mampu menjadi manusia mukmin yang sejati dengan hadirnya masjid dan ka'bah di hati kita masing-masing (qolbu mu'min baitullah).  

"Tuhan menempatkan diri antara manusia dengan qolbunya" ( QS. AL-ANFAL 8:24 )

Jayapura, 20 Ramadhan 1441 H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun