Pak Menteri,
Janganlah pendidikan bertumpu dan bertujuan pada materi saja. Bangsa ini tidak kekurangan orang pintar Pak Menteri, tapi kekurangan orang yang pintar dan benar.
Bangsa kita ini juga tidak kekurangan intelektual, tapi kekurangan orang yang intelektual dan bermoral.
Pak Menteri,
Marilah kita bersama-sama membangun peradaban yang baik untuk bangsa kita ini. Membangun pendidikan yang bertumpu pada karakter dan moral. Saya yakin Pak Menteri lebih paham semua itu. Tapi kadang kita paham namun lupa apa yang kita pahami.
Dan pahamilah Pak, bahwa mundurnya Muhammadiyah, NU dan PGRI dari program Bapak adalah peringatan yang sangat keras dari para punggawa pendidikan bangsa kita ini. Jika saya ibaratkan anak SD, Bapak sedang "digitik" pake "tuding" oleh guru-guru Bapak.
*Digitik itu dipukul karena kasih sayang seorang guru agar anak didiknya memperhatikan
*Tuding itu tongkat kecil terbuat dari bambu yang fungsinya sebagai penunjuk di papan tulis, berfungsi juga untuk memukul anak didik yang nakal dan keterlaluan.
Saya yakin para tokoh Muhammadiyah, NU dan PGRI bukan karena tidak suka atau benci kepada Pak Menteri Pendidikan, namun justru karena kasih sayang dan cinta mereka kepada Bapak sehingga Bapak "digitik" agar memperhatikan dan tidak nakal lagi.
Hormat saya,
Taryono
Wali siswa SD Muhammadiyah 1 Muntilan Magelang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H