Hari menjelang kepergian Randi pindah tugas sudah tiba, Yanti mengantarkan Randi ke airport. Tidak terasa air mata Yanti jatuh dan perasaan sedih bercampur bahagia karena dapat jabatan yang baru. Entahlah saat itu semua perasaan bercampur.
Setiap kota yang Randi lewati, dia selalu info tempat dan suasana di sana. Dan saat tidak ada lagi sinyal Randi sudah tidak dapat berkomunikasi dan sudah mulai bertugas. Setelah tiba di lokasi Randi yang tugasnya mengontrol lima area perkebunan kelapa sawit dengan jarak tempuh yang sangat jauh. Saat itu Randi lagi mau makan siang, entah bagaimanalah semuanya itu terjadi.Â
Truk pengangkut kelapa sawit menabrak Randi, hingga Randi jatuh ke bebatuan dan darah mengalir dari kepalanya. Orang-orang yang ada disekitar perkebunan segera menolong Randi. Jarak dari perkebunan ke Rumah Sakit menemupuh dua jam perjalanan. Saat tiba di Rumah Sakit, Randi sudah koma. Kejadian ini disampaikan kepada mami dan papinya Randi, juga Yanti.Â
Yanti menangis sejadi-jadinya. Dengan segera Yanti cuti dari kantor, dan segera terbang ke Kalimantan. Tiba di  RS, Yanti menangis sejadi-jadinya. Dia tidak dapat berkata apa-apa lagi. Yanti memeluk Randi, dan seolah-olah Randi ingin mengatakan sesuatu melalui gerakan jarinya, dan ternyata itulah terakhir kalinya Yanti bertemu dengan Randi.
Yanti seperti kehilangan pegangan, pesta pernikahan yang sudah dirancang, dana yang sudah mulai dikumpulkan menjadi sia-sia. Tangis Yanti menjadi-jadi di RS. Kedua orangtua Randi menenangkannya.Â
Sabar ya Yanti, mungkin ini sudah jalannya Tuhan. Kamu harus kuat, karena semua jalan hidup kita ada di tangan Tuhan. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami saat ini, bahkan tante juga sangat sedih. Mungkin semua ini adalah pencobaan yang dapat kita tanggung. Tuhan lebih mengasihi Randi sayang. Mami Randi memeluk Yanti dan mereka sama-sama saling menguatkan.
Yanti kembali ke Jakarta bersama dengan jenazah Randi dan dikebumikan di Jakarta.
Seminggu setelah meninggalnya Randi, Yanti mengunjungi tempat biasa mereka bercanda gurau, diskusi, dan merancang masa depan. Yanti mencoba untuk tidak mengingat semua itu, tetapi waktu belum dapat menjawabnya sekarang.Â
Hanya Tuhanlah yang tahu tentang masa depan dan jalan hidup kita. Hidup ini adalah sebuah misteri, dan biarlah hari demi hari dari misteri hidup kita menjadi berharga bagi orang-orang yang kita cintai.
Tetapi jarak harus memisahkan kita. Kamu oleh perusahaan ditugaskan di luar provinsi daerah pedalama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H