Baru saja, Nogizaka melangsungkan konser di Tokyo Dome pada 7-8 November kemarin. Sebagai grup, jelas ini pencapaian besar. Big Egg adalah panggung idaman, dan prosesnya bisa dibilang lama. Bahkan, jika menilik kisahnya, hampir mirip dengan Perang Cannae yang terjadi pada tokoh sejarah, Hannibal Barca.
Bagaimana bisa? Lanjutkan baca sampai akhir. Dan kali ini, panjang artikelnya, tanpa gambar-gambar yang bisa memuaskan hasrat HBD.
Enemy of Rome, begitu sejarah mencatat nama ini. Bulan Oktober tahun 202 Sebelum Masehi, Hannibal Barca, komandan dari pasukan Carthage, berhadapan dengan psukan Romawi dibawah Publius Cornelius Scipio di Zama. Hannibal merencanakan perundingan dengan pasukan Romawi, tapi ditolak mentah-mentah oleh Publius.
Ini adalah awal dari pertempuran terakhir Hannibal. Selama 16 tahun menduduki sebagian Italia dan memenangkan banyak pertempuran besar, dia gagal mengalahkan pasukan Romawi. Sejarah tentang Hannibal harus dimulai sejak sebelum dia lahir di tahun 247 SM.
Saat itu terjadi Perang Punic Pertama dengan Romawi. Perang yang berlangsung selama 20 tahun dan berakhir dengan kekalahan Carthage dari Romawi. Kekaisaran Carthage akhirnya jatuh dibawah kekuasaan Romawi. Pajak dan perlakuan arogan dari bangsa Romawi membuat Carthage memberontak.
Di tahun 238 SM, mereka mengambil alih Sardinia, dan dendam dijadikan senjata utama Carthagians. Salah satu pemimpin dari Carthage adalah Hamilcar Barca, jendral di akhir Perang Punic Pertama. Hamilcar memimpin Carthagians untuk meraih kembali kebebasan mereka.
Untuk itu, Hamilcar membangun kembali pasukan Carthage, merencanakan untuk menguasai Spanyol, Gaul, dan Afrika Utara sebelum menuju Roma. Disini, peran Hannibal muncul. Dalam ritual kuno, Hannibal bersumpah "Begitu dewasa, aku akan menggunakan api dan besi untuk mengirim takdir bangsa Romawi"
Setelah menguasai Spanyol, Hamilcar menemui ajal setelah dikhianati oleh "partner" barunya dari Spanyol di tahun 228 SM. Kekuasaan atas daerah Carthage di Spanyol otomatis jatuh ke tangan Hannibal dan dengan cepat, agresi militernya membuat Romawi akhirnya mendeklarasikan perang pada tahun 218 SM.
Hannibal percaya untuk mengalahkan Romawi, dia harus melemahkan Republik, alias daerah yang diduduki oleh Romawi. Karena Romawi sudah menguasai laut sejak Perang Punic Pertama, maka opsi satu-satunya adalah jalan darat. Meninggalkan Spanyol dengan pasukan berjumlah 50.000 infantri, 9000 kavaleri, dan gajah.
Hannibal terkenal karena mitos melintasi pegunungan Alpen menggunakan gajah perang, dan itu memang terjadi di perjalanannya. Bukan cuma itu, sungai Rhone yang besar pun dilintasinya. Melintasi Alpen menjadi cobaan besar, setelah melewatinya, tinggal tersisa separuh dari pasukan awal.
Fascinating_Hannibal_Barca_Facts_2
Di situasi kronis ini, Hannibal membuktikan kapabilitasnya sebagai salah satu komandan militer terbaik sepanjang masa. Dalam Perang Trebia, Hannibal berpura-pura mundur. Pasukan Romawi yang bernafsu mengejarnya terjebak dalam taktik kepungan dari 1000 kavaleri dan 1000 infantri yang bersembunyi sampai pasukan Romawi datang.
Dari 40.000 pasukan Romawi, hanya 10.000 yang bisa kabur dari Perang Trebia. Setahun kemudian, di Danau Tresimene, salah satu perang paling savage, Romawi kembali kehilangan 15.000 pasukan berbanding 2500 pasukan Carthage. Demi rencananya melemahkan Republik, menggalang simpati, Hannibal membebaskan tahanan non-Romawi.
Di titik ini Romawi sadar bahwa Hannibal bukan jendral biasa. Untuk itu mereka menyetujui Quintus Fabius Maximus sebagai diktator, posisi yang hanya digunakan saat emergency. Hannibal melanjutkan perjalanan ke selatan, dan Quintus selalu menghindari perang terbuka. Akibat ini, Quintus diturunkan dari jabatannya.
Dalam tahun berikutnya, sekitar 80.000 pasukan Romawi bertemu Hannibal dalam Perang Cannae di selatan Italia. Romawi menyerang dengan agresif sampai hampir ke titik pusat pasukan Carthage, dan sekali lagi taktik mengepung Hannibal berhasil menghancurkan 50.000 pasukan Romawi dalam satu hari.
Battle of Cannae, kemenangan terbesar Hannibal
Setelah itu, sayangnya, sejarah kekalahan Carthage tertulis. Jika saja Hannibal langsung menuju Roma maka sejarah akan berubah. Tapi Hannibal yang kehilangan banyak pasukan, merasa Carthage terlalu lemah untuk menyerang Roma secara langsung dan menunda serangan langsung ke pusat.
Hannibal tidak bisa disingkirkan dari selatan Italia, dan dia juga tidak bisa menduduki Roma sehingga situasi seperti api dalam sekam. Di sisi lain Romawi meluncurkan serangan pada daerah Carthage di Spanyol. Meski kalah, tapi ini menjadi latihan bagi Publius Cornelius Scipio, survivor dari Perang Cannae yang menjadi jendral di usia 25 tahun.
Pelan-pelan Publis merebut daerah yang diduduki Carthage; Carthago Nova di 209 SM, mengalahkan adik Hannibal, Hasdrubal Barca di Perang Baecula, memenangkan Perang Ilipa di 206 SM dan adik Hannibal yang lain, Mago. Baru di tahun 208 SM, Hasdrubal kabur dari Scipio dan memimpin pasukan dari Spanyol menuju Italia.
Sebelum mencapai saudaranya, ada Roma di tengah mereka. Dalam perang di sungai Metaurus, Romawi mengalahkan 10.000 pasukan Hasdrubal. Sebagai tambahan, mereka mengirim kepala Hasdrubal kepada Hannibal. Dan ini, adalah pertanda kekalahan Carthage bagi Hannibal.
Battle of Zama lukisan Cornelis Cort
Di 203 SM, dalam tekanan Romawi, Carthage memerintahkan Hannibal dan Mago untuk kembali pulang. Ini mengakhiri agresi 16 tahun Hannibal, yang meski terluka, mengakui kalau semua adalah salahnya. Memulai perang saat Carthage belum siap, berangkat dengan pasukan yang terlalu kecil untuk melawan Romawi, dan itu sia-sia.
Sekembalinya Hannibal, perdamaian antara Carthage dan Romawi pecah dan perang berlanjut. Dengan pasukan sejumlah 40.000 orang, Perang Zama di tanah yang sekarang adalah Tunisia terjadi. Publius kembali menjadi lawan Hannibal. Kali ini, taktik perang Romawi sudah lebih baik setelah banyak menghadapi Hannibal.
Hasilnya sudah jelas, Carthage kalah. Setahun kemudian di 201 SM, Perang Punic Kedua akhirnya selesai. Setelahnya, Hannibal berusaha membangkitkan kembali keuangan Carthage demi membayar pajak yang dikenakan Roma. Tapi jelas ini bukan akhir perjuangan Hannibal.
Di 191 SM, Hannibal melancarkan serangan pada Romawi atas perintah Kekaisaran Seleucid. Kembali kalah, Hannibal kabur ke Kerajaan Bithynia di Asia Kecil, tempat dimana pasukan Romawi menemukannya. Mereka mendesak agar Hannibal diekstradisi. Tahu bagaimana nasibnya jika jatuh ke tangan Romawi, pada 183 SM akhirnya Hannibal mengakhiri kisah hidupnya dengan tangannya sendiri.
Sama seperti kisah Hannibal di Perang Cannae, Nogi pada akhirnya berhasil menaklukkan Big Egg. Memang bukan karena taktik yang superb atau sesuatu yang out of the box, tapi lebih kepada perjuangan pelan-pelan yang berakhir manis.
LLC jelas tidak bisa dibandingkan dengan kemampuan taktikal seorang Hannibal Barca. Nogi pun tidak bisa dibandingkan dengan pasukan Carthagians. Tapi jelas pencapaian mereka bisa disamakan dalam bidang masing-masing.
Sejak debut, sejak failzaka46, sampai akhirnya di Tokyo Dome, membutuhkan waktu yang panjang. 6 tahun memang tidak bisa dibilang panjang, tapi mengingat bagaimana Nogi lahir dan masa depannya direncanakan, hal ini berlangsung cukup lama. Yah, karena memang jalannya tidak selalu mulus.
Konser di Dome kemarin pun berlangsung relatif aman. Dan karena memang ini bukan konser yang ditujukan untuk sesuatu yang spesial, karena hanya sebagai penutup dari Manatsu no Zenkoku Tour, konser dua hari sebenarnya sudah cukup untuk membuktikan level Nogi saat ini.
Sekitar 100 ribu orang memadati Dome dalam dua hari, mencapai kapasitas maksimal. Hal ini berarti banyak, karena bisa dibilang pencapaian yang "wajib" untuk ukuran grup yang disebut sebagai "nation idol group" sekarang ini. Tepuk tangan terasa tidak begitu penting karena ini sudah "wajib" dan "sudah seharusnya"
Namun bagiku sendiri hype dari konser ini lebih mirip dengan keberhasilan Battle of Cannae. Kenapa? Karena meski Nogi tidak pernah secara eksplisit berhasrat untuk konser di Tokyo Dome, tapi panggung ini adalah salah satu target mereka sejak lama, bahkan sejak AKB konser disini.
Konser kali ini mencapai target itu, dan mewujudkan salah satu impian lama. Hanya, sekali lagi, aku merasakan sedikit bad omen kali ini. Apalagi kalau bukan karena melihat flow Nogi yang sedikit beriak akhir-akhir ini. Mulai dari gelombang PB, kritik pada grup yang temponya sedikit melambat, sampai graduate-nya Bebitan & Hime.
It is weird, tapi memang, keberhasilan di Tokyo Dome ini tidak akan berarti jika Nogi sendiri masih dengan flow seperti ini sampai spring tahun depan. Shifting image yang jelas berpengaruh, jika memang sudah "kecemplung" maka lebih baik jika sekalian merubah arah musiknya, meski sedikit.
Akan lebih baik begitu karena, bagiku pribadi juga, title song dari Nogi tahun ini meh. Jadi meski Tokyo Dome bisa full house, tetap masih ada yang kurang. Atau karena terlalu maruk? Mungkin, hanya aku melihat terlalu banyak berita buruk untuk entertainment world yang kuikuti akhir-akhir ini.
Yang pasti, jika memang Nogi saat ini memenangkan Perang Cannae, maka progress ini harus dilanjutkan jika tidak ingin menemui hasil akhir seperti Hannibal. Dalam kasus Nogi, gagal melanjutkan tren atau mempertahankan popularitas dan menurun atau malah hancur-hancuran tahun depan.
Tokyo Dome bukan akhir, tapi hanya satu hal yang harus dilakukan. Masih ada kekaisaran Romawi yang belum dirubuhkan Nogi, dan frasa yang cocok untuk mereka adalah Aut viam inveniam aut faciam.
Sementara untuk fans, It's not what you appreciate; it's that you appreciate. Oke, ini terdengar selfish setelah semua yang kutulis kali ini, hanya saja, aku masih belum ingin mengucapkan selamat tinggal, so, allow me to be frank.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H