Karena jikapun PDIP tidak mendukungnya kemudian ia diusung partai politik lain dan ada beberapa partai yang siap mengusungnya justru sangat riskan bagi PDIP itu sendiri, akan serba salah, karena jika memaksakan kehendak untuk memaksakan Puan Maharani yang saat ini Ketua DPR tentu harus dikalkulasi ulang oleh keluarga Soekarno dan petinggi PDIP karena berdampak besar terhadap hilang dan perginya kekuasaan kepangkuan kelompok politik lain.
Ketiga, Restu PDIP atau  berhasilnya Ganjar Pranowo melewati pencalonan presiden dari partai politik lain adalah momentum menentukan untuk kemenangannya sebagai presiden. Hal inilah yang disebut oleh Bung Karno sebagai Jembatan Emas dalam teori politik. Karena tahapan pertaruhan tersebut akan menjadi perhatian rakyat dan ujian bagi Ganjar Pranowo disitulah rakyat melihat mentalitas dan nyali seorang pemimpinnya.
Pola politik ini sebenarnya telah berulang kali terjadi dalam politik Indonesia, misalnya ketika SBY sebagai Menkopolhukam berhadapan dengan Megawati sebagai presiden kala itu awal terjadi pola politik ini. Nah...ketika SBY melewati ujian ini maka tidak ada yang bisa membendung dukungan rakyat kepadanya untuk menjadi presiden. Begitu juga ketika Joko Widodo juga terjadi pola politik yang tidak berbeda, dimana Jokowi mendapat hambatan yang menjadi jembatan emas baginya dan setelah melewati hambatan itu tidak terbendung untuk menjadi presiden Indonesia.
Kali ini Ganjar Pranowo menghadapi hal yang sama dengan masalah yang dihadapi oleh SBY dan Jokowi. Jika rintangan ini bisa dilalui maka sulit membendung Ganjar Pranowo terpilih sebagai presiden Indonesia.
Nah,,,,sekarang pertanyaannya, bagaimana kalau Ganjar tidak diusung PDIP? tetap saja daya ungkit politiknya sangat besar. Misalnya ada sebahagian besar pengurus dan pimpinan PDIP di pecat adalah indikator dukungan sangat besar kepada Ganjar PranowoÂ
Daya ungkit inilah yang dihitung dalam pemenangan politik secara teoritis bukan besarnya jumlah pendukung sebelum mereka menjadi calon. Hal ini hanya mampu kita baca setelah mempelajari politik sosial atau bertanya pada pengalaman politik di negara-negara maju yang menganut sistem demokrasi.Â
Bagaimana dengan Ganjar? Asal dia lalui dengan selamat menjadi Calon Presiden maka dengan partai gurempun dia akan menang sebagai presiden Republik Indonesia, karena harapan besar sosial ada pada dirinya. Bagaimana dengan wapresnya? Siapapun bisa menjadi calon wapresnya karena yang dilihat masyarakat adalah calon presidennya bukan calon wapresnya, yang penting cawapres normal dan tidak membawa hawa negatif dalam politik.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H