Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sulit Membendung Ganjar Pranowo

7 Mei 2022   07:05 Diperbarui: 7 Mei 2022   15:10 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena jikapun PDIP tidak mendukungnya kemudian ia diusung partai politik lain dan ada beberapa partai yang siap mengusungnya justru sangat riskan bagi PDIP itu sendiri, akan serba salah, karena jika memaksakan kehendak untuk memaksakan Puan Maharani yang saat ini Ketua DPR tentu harus dikalkulasi ulang oleh keluarga Soekarno dan petinggi PDIP karena berdampak besar terhadap hilang dan perginya kekuasaan kepangkuan kelompok politik lain.

Ketiga, Restu PDIP atau  berhasilnya Ganjar Pranowo melewati pencalonan presiden dari partai politik lain adalah momentum menentukan untuk kemenangannya sebagai presiden. Hal inilah yang disebut oleh Bung Karno sebagai Jembatan Emas dalam teori politik. Karena tahapan pertaruhan tersebut akan menjadi perhatian rakyat dan ujian bagi Ganjar Pranowo disitulah rakyat melihat mentalitas dan nyali seorang pemimpinnya.

Pola politik ini sebenarnya telah berulang kali terjadi dalam politik Indonesia, misalnya ketika SBY sebagai Menkopolhukam berhadapan dengan Megawati sebagai presiden kala itu awal terjadi pola politik ini. Nah...ketika SBY melewati ujian ini maka tidak ada yang bisa membendung dukungan rakyat kepadanya untuk menjadi presiden. Begitu juga ketika Joko Widodo juga terjadi pola politik yang tidak berbeda, dimana Jokowi mendapat hambatan yang menjadi jembatan emas baginya dan setelah melewati hambatan itu tidak terbendung untuk menjadi presiden Indonesia.

Kali ini Ganjar Pranowo menghadapi hal yang sama dengan masalah yang dihadapi oleh SBY dan Jokowi. Jika rintangan ini bisa dilalui maka sulit membendung Ganjar Pranowo terpilih sebagai presiden Indonesia.

Nah,,,,sekarang pertanyaannya, bagaimana kalau Ganjar tidak diusung PDIP? tetap saja daya ungkit politiknya sangat besar. Misalnya ada sebahagian besar pengurus dan pimpinan PDIP di pecat adalah indikator dukungan sangat besar kepada Ganjar Pranowo 

Daya ungkit inilah yang dihitung dalam pemenangan politik secara teoritis bukan besarnya jumlah pendukung sebelum mereka menjadi calon. Hal ini hanya mampu kita baca setelah mempelajari politik sosial atau bertanya pada pengalaman politik di negara-negara maju yang menganut sistem demokrasi. 

Bagaimana dengan Ganjar? Asal dia lalui dengan selamat menjadi Calon Presiden maka dengan partai gurempun dia akan menang sebagai presiden Republik Indonesia, karena harapan besar sosial ada pada dirinya. Bagaimana dengan wapresnya? Siapapun bisa menjadi calon wapresnya karena yang dilihat masyarakat adalah calon presidennya bukan calon wapresnya, yang penting cawapres normal dan tidak membawa hawa negatif dalam politik.

Salam

sumber gambar: Detik.com
sumber gambar: Detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun