Dengan logika sosial demikian maka rule politiknya tentu pada tahapan awal ada di pilpres dan pilkada. Yang mereka harus memenangkan skenario perubahan itu dengan memenangkan calon dari kalangan tokoh mewakili arakyat. Berikutnya dipemilu legislatif dan pengawalan kinerja pemerintah yang mereka pilih di pemilihan rakyat.
Jika kemudian hasilnya tidak berubah juga, minimal rakyat sudah mencobanya dan mereka bukan lagi rakyat yang berpangku tangan. Tetapi minimal rakyat sudah kreatif dan melek politik karena strategi skenario politik sosial ini akan berkembang dan akan memberi pendidikan politik sosial yang cukup optimal untuk pembangunan rakyat dalam berbagai perspektif.
Bila keberhasilan pemerintah di masa percobaan tersebut masih gagal maka politik rakyat sudah terkelola secara baik dan jalan perubahan sudah terbuka lebar karena rakyat sudah lebih melek dalam politik dengan pemerintahan tersebut telah terbuka (transparan). Namun karena perubahan yang sangat fundamental dalam bernegara terutama dalam sistem kepemimpinan. Dimana biasanya sistem otokrasi berubah menjadi sistem demokrasi.Â
Terus akibat ada perubahan dilevel pemerintah maka rakyatpun sudah pasti berubah. Perubahan ini juga akan menjalar pada sistem penguatan sipil secara total.
Politik Perubahan Sosial
Lalu, darimana memulai politik perubahan sosial ini? Tentu saja bersikap berlawanan dengan kebijakan rekayasa sosial yang diyakini sebagai skenario politik konspirasi partai politik yang berlawanan dengan keinginan rakyat. Apa yang terjadi ketika rakyat sudah menyadari dari perlakuan rekayasa sosial tersebut?Â
Pertama, rakyat akan mulai menentang hasil survey yang sangat mempengaruhi politik. Bagaimana menentang hasil survey?
Bersikap kontra dengan hasil survey dalam politik saat ini. Melawan hasil survey dalam teori politik adalah juga dengan melakukan survey tandingan dengan menempatkan serta mempertimbangkan bobot calon alternatif dengan persentase daya ungkit yang tinggi.
Bagaimana jika tidak ada kelompok atau orang yang melakukannya? Rakyat membutuhkan gerakan sosial yang mempunyai arah politik yang kontra dengan calon diunggulkan hasil survey lembaga sekarang yang kecenderungan berafiliasi dengan partai politik yang berandil besar telah membius rakyat.
Kedua, Rakyat akan menggali calon kepala negara atau kepala daerah dengan sumber daya manusia yang baik dan dianggap memiliki kecerdasan dalam pemerintah. bisanya dari kalangan kampus atau pimpinan alumni sebuah Perguruan Tinggi berkelas di negaranya, sehingga yang bersangkutan layak diunggulkan sebagai simbol gerakan politik sosial. Karena Perguruan Tinggi juga menjadi suatu indikator tingkat kecerdasan manusia suatu negara.
Ketiga, Masyarakat pasti akan mengabaikan hasil-hasil survey lembaga survey yang berafiliasi dengan partai politik karena hasil survey mereka rawan menjadi skenario politik untuk membius masyarakat.