Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menggali Pemimpin Bangsa DiLuar Politik Partai Untuk Merubah Nasib Rakyat

24 Februari 2022   23:52 Diperbarui: 27 Februari 2022   00:25 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi politik ditangan kekuasaan partai saat ini sepertinya sama sekali tidak berpihak kepada rakyat tetapi mereka lebih lalai dengan kekuasaan politik dan kompetisinya. 

Sementara urusan rakyat justru terbengkalai. Lihatlah bagaimana mahalnya harga barang kebutuhan pokok rakyat. Dimana harga barang yang meroket tersebut tidak membawa DPR beranjak mengadakan rapat darurat sebagai rasa kekuatiran yang dalam,  untuk membicarakan masalah yang dihadapi rakyat.

Namun rakyat tetap saja tidak tahu mau mengadu kemana, sementara wakil rakyat mereka hanya diam. Mungkin mereka sudah aman dapat menjalani kehidupan yang sejahtera dalam bidang ekonominya.

Kenapa pimpinan partai politik Ketakutan? Tidak berani? Tidak kuat dalam bersikap dalam membela rakyat yang merupakan tugasnya? Sebenarnya kuat itu bukan kuat Phisik dan semangatnya.

Tetapi kuat dan lemahnya yang diukur itu adalah ilmunya, alias lemah dan kuat intelektualnya. Bukan pula lemah syahwat lho....ha ha...

Dengan fenomena keberadaan partai politik di negara kita, terus rakyat berharap adanya perubahan nasib supaya sejahtera ditangan mereka. Sementara mereka terilustrasi secara terang yang mengecewakan. Apa mungkin? He....he......

Jadi begini tuan-tuan, menurut saya ya, kita ingin tunjukkan rakyat berdaulat, atau rakyat punya cerita....yakni pemerintah dari rakyat untuk rakyat, jangan lupa bahwa Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi besar di dunia.

Partai politik itu adalah rakyat yang mewarnainya, kalau rakyat bilang putih maka putihlah dia, kalau rakyat bilang ungu ya ungulah warnanya meskipun itu warna janda. Begitu seharusnya partai politik.  Realita sekarang sebaliknya. Tapi ingat kalau terjadi anti klimak dari perlakuan parpol terhadap rakyat. Tentu kesadaran rakyat muncul dan menyadari rakyat bukan menjadi objek mainan atau bulan-bulanan parpol lho....

Boleh saja rakyat susah, tapi jangan sampai seperti lembu ditusuk tajinya eh.... hidungnya gitu...

Nah,,,,pertanyaannya, bisakah rakyat tidak sejalan dengan parpol yang sudah banyak mengecewakannya? Bisakah mereka memilih jalan baru dengan memberi peringatan ke parpol? Tentu bisa kalau mereka terkordinir dan diarahkan oleh pihak yang memiliki sumber berpengaruh yang lebih kuat dari orang parpol. Lalu pertanyaan berikutnya, adakah orang yang mampu tersebut di negara kita? Kalau ada sudah pasti akan muncul ideology baru dalam ranah politik kita. Parpol menghadapi kelompok independen dalam politik akan menjadi pertaruhan atau "jembatan emas" istilah Ir. Soekarno presiden pertama Indonesia. Pertaruhan tersebut akan menentukan nasib rakyat berubah atau stagnan sebagaimana biasa, mampukah atau tidak rakyat melewati jembatan tersebut dengan kemenangan.

Jika hal ini bisa dilalui maka parpol sudah pasti akan mengevaluasi dirinya sehingga keberadaan mereka sebagai alat yang terdepan untuk mencapai kesejahteraan. Pemerintah juga harus mengikuti tujuan sosial sehingga kebijakan publik yang dibuat pemerintah tidak selalu bertentangan dengan suara rakyat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun