Maka berhati-hatilah dengan jabatan yang kita sandang karena harus kita pertanggung jawabkan pada Tuhan sebagaimana ajaran dalam agama.
Jangan sampai mudah mengucapkan dan menceramahkannya tapi pembuktiannya justru terbalik, kemudian kita terpanggang dalam hipokritisme atau cara pikir dan prilaku munafiq.
Korban Politik dan Partai Politik
Pemimpin politik harus memiliki keseimbangan dalam pemikiran dan prilakunya jangan sampai mengorbankan sosial untuk kepentingan politiknya karena tidak semua warga, pemikirannya dapat di dikte sebagaimana konsepsi personal maupun kelompok masyarakat.
Korban politik adalah mereka yang tergilas akibat permainan politik, biasanya propaganda politik dalam level politik di masyarakat negeri kita. Korban politik tingkatannya jauh lebih tinggi daripada korban partai politik.
Korban politik terjadi akibat perbedaan persepsi, kesalah pahaman dan kecurangan pimpinan politik maupun warga politik tergantung pada niat, sikap, konsistensi, mental dan moralitas orang yang melakukan politik.
Apakah korban politik itu ketua partai politik atau anggota partai politik? Tentunya demikian dalam pemahaman umum, bahkan dalam pemahaman politisi yang tidak cukup memahami ilmu politik.Â
Tetapi bukan begitu dalam pemahaman politikus. Karena politik itu sangat luas bukan sebatas aktivitas pimpinan dan anggota partai politik.
Korban Partai Politik
Karena keterbatasan persepsi di masyarakat maka kita hanya membedah ringkas korban partai politik bahkan bila kita kaji justru sesungguhnya hanya korban konspirasi politik yang menggunakan partai politik, atau orang-orang yang menggunakan partai politik untuk senjata membunuh temannya yang berbeda pandangannya dalam politik.
Karena itulah dalam persepsi masyarakat mengenal kalimat petuah bahwa politik tidak kenal lawan dan kawan abadi, padahal kondisi yang sesungguhnya masyarakat kita belum dalam tahapan di dunia politik tapi masih dalam kompetisi peluang bekerja dalam pemerintahan dan merebut posisi sebagai tuan rakyat.