Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Di Tengah Centang Perenang Politik, Rakyat Harus Berorientasi pada Tujuan Bernegara, Jangan Jadi Korban Politik

29 Desember 2020   12:15 Diperbarui: 29 Desember 2020   12:44 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Justru karena itu, mencerdaskan rakyat dalam politik adalah menjadi peran dan fungsi serta tanggung jawab utama pemimpin politik agar rakyat Indonesia paham tentang arah politiknya dan tidak mudah terprovokasi baik oleh pihak luar, kelompok anti negara, bahkan pemerintah sendiri dalam kepemimpinannya karena berasal dari kekuasaan partai politik. 

Berikutnya sesuai dengan landasan bernegara, bagaimana politik dan perjuangan partai politik atau kelompok politik yang perlu di dukung rakyat Indonesia untuk melancarkan pembangunannya agar ideal dan solid sebagai rakyat Indonesia yang sesungguhnya.

Pertama, Politik dan partai politik yang menempatkan nilai-nilai agama dalam politiknya tetapi bukan menjual agama dan memaksakan agama sebagai alat politiknya.

Kedua, Politik dan partai politik yang mengutamakan dan menempatkan rakyat sebagai elemen prioritas dalam elemen negara, bukan soal bantuan yang kualifikasinya (menyogok rakyat) tetapi lebih kepada konsep dan arah serta tujuan pembangunan yang mengarah pada idealisme profil warga rakyat Indonesia. Karena dengan arah dan tujuan politik yang macth dengan tujuan bernegara maka keberadaan rakyat bukan sebatas penerima bantuan (sedekah) pemerintah atau partai politik tetapi sebagai kewajiban pemerintah dalam kewajibannya menjalankan pembangunannya sebagai amanat rakyat.

Misal, judul progam pemerintah yang selama ini di beri judul "Bantuan" rumah kepada rakyat maka lebih idealnya adalah Pembangunan rumah rakyat. Judul dan tema tersebut akan berpengaruh menghilangkan calo dalam pembangunan tersebut yang dapat membodohi dan merugikan rakyat serta menempatkan rakyat pada posisi yang status sosialnya rendah dalam bernegara.

Ketiga, politik dan partai politik yang berhaluan demokrasi dan mengutamakan mencerdaskan rakyat dalam bernegara, anti dan melawan sistem kepemimpinan politik dan pemerintahan yang otoriter. 

Ketiga hal diatas dapat membangun konsolidasi rakyat untuk bervisi dalam menggunakan haknya untuk membangun pemerintah yang memahami dan memperjuangkan kedaulatan rakyat pada saat pemilihan rakyat di pemilu eksekutif dan legislatif.

Berikutnya, kenapa politik nasional, terjadi centang perenang, silang singkarut yang tinggi bila kita tinjau dalam politik yang normal? 

Pertama, Pemimpin politik hanya berorientasi pada perebutan kekuasaan, karena ketergantungan rakyat dalam kekuasaan politik dan pemerintah hanya sekedar memperoleh manfaat langsung dan fasilitas hidupnya secara kolutif, kospiratif.

Kedua, Pemimpin politik atau partai politik lupa dengan amanat rakyat yang mempercayakan dukungan kepada mereka untuk berjuang pada jalan sebagaimana harapan rakyat dan menentang konspirasi politik yang dapat menempatkan rakyat pada posisi yang dirugikan. 

Ketiga, pimpinan politik dan partai politik tidak menghargai rakyat tetapi hanya menggunakan rakyat sebagai tangga untuk memperoleh jabatan yang bukan merupakan jabatan pemerintah yang ingin dipercaya rakyat kepadanya untuk kekuasaan yang dapat merubah masa depannya. Tetapi mereka justru hanya mencari jabatan pada siapa saja termasuk musuh politiknya yang masyarakat pemilih berkontra dengan politiknya maka mereka memilih mendukung dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun