Mengamati perkembangan partai politik di Indonesia yang terdiri dari beberapa jenis yang dominan dalam kualifikasi partai politik berdasarkan azas maupun sisi gerakan dalam mempengaruhi dukungan politik rakyat.
Tulisan ini dibuat untuk analisa sosial dalam perspektif politik negatif partai Islam, sehingga rakyat Indonesia dapat memahami kedudukannya dan kualitasnya dalam politik bernegara. Kemudian kader partai politik Islam dapat mencari jawaban atas issu yang berpotensi dikembangkan oleh lawan politiknya. Kemudian partai Islam bisa memberikan sesuatu yang lebih kepada rakyat, kemudian memilih mereka dengan dukungan yang lebih dominan.
Untuk memudahkan, penulis menyajikan landasan pembahasan yang menyajikan mereka sebagai  pemimpin politik yang mempengaruhi suara rakyat dengan ideology politiknya dan landasan berpikir beberapa hal sebagai berikut :Â
Pertama, Islam adalah agama mayoritas yang penduduknya Indonesia sebahagian besarnya adalah beragama Islam.
Kedua, Partai Islam dalam setiap pemilu selalu ada dengan beberapa partai politiknya.
Ketiga, Pilihan partai politik orang Islam hanya antara partai berazas Islam dan Nasionalis. Jarang kita temukan ada partai agama lain yang menjadi konsisten, jikapun dulu pada pemilu 2004 tapi dukungan suaranya minor dan partai itu kemudian hilang dalam peredaran politik nasional.
Keempat, Data pemilu, dapat dilihat di google, bahwa rata-rata suara partai Islam dipemilu Indonesia, dimana total suaranya dibawah total suara partai Nasionalis.
Kelima, Pemimpin Politik Indonesia secara personal sebagai ketokohan yang berpotensi mempengaruhi politik Indonesia sebagai berikut :Â
A. Partai Nasionalis :
Megawati Soekarno Putri (PDIP), Â Dr. Soesilo Bambang Yudoyono (Demokrat), Golkar (Dengan Kelembagaannya).
Letjend. Prabowo Subianto (Gerindra Nasionalis Baru)
B. Partai Islam :
(PKS dengan kelembagaannya), (PKB dengan Pengaruh NU),
PPP (Partai Islam yang terlama)
C. Prof. M. Amien Rais (Dulu Nasionalis Religius dan sekarang dengan Partai Ummat yang berazas Islam).