Oleh : Tarmidinsyah
Mendengar seorang teman bercerita tentang sejarah perjalanan politik disuatu negara yang di kisahkan sebagai negara virtual menjadi menarik bagi saya, karena sejarahnya semakin lama saya mendengar ceritanya justru sama dengan Indonesia.
Sambil membuat kerangka kandang ayam dari bambu saya mendengar cerita teman dari negara sebrang itu.
Beberapa hari sebelumnya dia sudah minta waktu untuk menceritakan tentang sebuah negara yang galau dalam berdemokrasi.
Dengan wajah serius dia mulai bercerita dan sayapun menjadi pendengar yang baik, ceritanya begini sebutnya,
Sejak awal menjadi sebuah negara merdeka dalam sistem politiknya negara itu mengalami pasang surut demokrasinya dengan silih berganti pemimpinnya.
Pada awal negara dibentuk para pendiri bangsa tersebut berjuang dengan demokrasi yang kualitasnya sangat baik, karena itu negaranya juga mempunyai konstitusi sebagaimana bunyi konsideran dasar secara tegas bahwa penjajahan dimuka bumi ini harus dihapuskan.
Ditengah jalan rezim awal lahirlah demokrasi yang ditengarai sebagai demokrasi yang dikontrol karena sikap pemimpinnya yang kian absolut, kemudian berakhir hingga pemerintah akhirnya berhasil menumpas sebuah partai Komunis yang melakukan Gerakan kudeta.
Dari masa sebelum kemerdekaan hingga awal kemerdekaan semangat demokrasi tumbuh dengan baik ditengah pergerakan rakyat. Karena kebutuhan demokrasi menjadi alat politik sangat penting bagi para pejuang untuk mengusir penjajahan bangsa asing.
Kemudian setelah memperoleh kemerdekaan budaya demokrasi masih berjalan dimana keputusan-keputusan negara ini masih dalam kesepakatan dan dijalankan sesuai prinsip musyawarah dan mufakat.