Tahukah, kenapa dalam kehidupan nabi yang sikapnya lebih mengutamakan kepentingan orang banyak bahkan kepentingan dirinya hampir tidak terurus?
Begitulah sifat demokratis dalam dirinya dan dalam kepemimpinannya.
Begitu sebaliknya mereka yang berpikir, bersikap serta bersifat anti demokratis (otoritarian) sudah pasti menjadi buruk sebagai pemimpin dan warga masyarakat karena mereka mengambil keputusan praktis dalam hidupnya, menghalalkan segala cara yang berdampak merugikan banyak pihak.
Oleh karena itu yang dapat disebut pemimpin adalah mereka yang dapat membuat manajemen skala prioritas yang mengutamakan kepentingan orang banyak.
Misalnya Tahapannya sebagai berikut :
Pertama, antara kepentingan pribadi dan keluarga, mereka mengutamakan keluarganya.
Kedua, Antara kepentingan keluarga dengan kelompok politiknya, mereka mengutamakan kelompok politiknya.
Ketiga, Antara kepentingan keompok politik dan kepentingan partai politik, mereka mengutamakan Partai Politiknya.
Keempat, Antara kepentingan partai politiknya dengan kepentingan daerahnya, mereka mengutamakan kepentingan daerahnya.
Kelima, Antara kepentingan daerah dan negaranya, mereka mengutamakan kepentingan negaranya.
Dalam hal sifat demokratis maka mereka mengutamakan yang paling banyak orang terlibat di dalamnya, maka masa depan semua orang dalam daerah dan negara menjadi pertimbangan utama dari masa depan yang lainnya.