Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Mantan Pemimpin Partai Politik

Semua orang terlahir ke dunia dengan tanpa sehelaipun benang, maka yang membedakannya adalah pelayanan kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rakyat dalam Pengaruh Ilmu Hitam dan Rakyat dalam Politik Kekinian

13 September 2024   14:43 Diperbarui: 13 September 2024   14:45 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya 100 persen berlawanan, tau kenapa? Karena dalam hukum demokrasi partai politik itu punya rakyat, bukan milik pendiri atau Ketua Umum, atau pengurus partai atau penasehat partai. Itu adalah indikator kedaulatan rakyat dalam sistem politik sejak reformasi.

Lalu, kenapa partai politik sekarang cenderung pragmatis dalam membuat keputusan tanpa melibatkan aspirasi masyarakat?

Jawabannya karena jiwa atau ruh pemimpin partai politik sebagaimana raja atau menganut sistem kepemimpinan otoriter sebagaimana masa lalu sebelum reformasi.

Bagaimana cara merubahnya? Potensi melakukan perubahan hanya ada pada orang yang belajar ilmu politik dan hidup berdemokrasi sebagaimana masyarakat yang dihargai oleh partai politik, dan mereka menempatkan masyarakat sebagai subyek pembangunan.

Begitu juga perbedaan negara demokrasi menempatkan rakyat sebagai elemen utama dalam syarat bernegara. Sementara dalam sistem otoriter pemimpin negara sebagai pemilik negara bukan rakyat sebagaimana dalam sistem kerajaan.

Logikanya bagaimana? Ya pembangunan untuk kepentingan pemilik negara sementara rakyat dapat diusir ke laut bila mereka sampai pada titik kedhaliman sempurna.

Oleh karena itu untuk merubah masyarakat yang sudah dalam kubang hitam yang hidup ditengah partai politik otoriter,  maka sama sangat dibutuhkan manusia sekaliber Kang Ujang Bustomi dan Kang Nashihin serta kawan-kawan dalam menangani masyarakat yang kena sihir.

Demikian juga pengelolaan partai politik yang normatif sebagaimana konstitusi negara, demokrasi dan menghargai rakyat maka dibutuhkan kader-kader partai politik yang punya ilmu dan bermental warga kader partai yang merdeka.

Jika tidak begitu maka rakyat memilih kepala daerah saja dibatasi haknya dimana mereka harus memilih si A atau si B yang sama-sama tunduk kepada pimpinan partai bukan menempatkan rakyat berdaulat di atas semua kebijakannya.

Maka pembangunan rakyat terserah pada elit dan rakyat menerima nasibnya seakan tuhan sudah menentukan kemelaratannya dari lahirnya, sementara pemimpin melahirkan anak sebagai pemimpin yang hidup senang dari lahir hingga matinya. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun