Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Mantan Pemimpin Partai Politik

Semua orang terlahir ke dunia dengan tanpa sehelaipun benang, maka yang membedakannya adalah pelayanan kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bahaya Budaya Kepemimpinan Otoriter dalam Sistem Demokrasi

24 Agustus 2024   07:20 Diperbarui: 24 Agustus 2024   07:32 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka presiden atau kepala negara juga kepala daerah tidak dibenarkan membuat aturan sebagaimana kepentingan politik mereka. Karena itu kepemimpinan dalam demokrasi adalah kepemimpinan terbuka yang semua keputusan adalah dalam pantauan publik, kemudian dibutuhkan partisipasi publik atas segala keputusan yang dilahirkan oleh pemerintah.

Jika dibuat tertutup saja maka kepemimpinan demokrasi telah di bajak untuk kepentingan kelompok.

Hal inilah yang telah menggeser kepemimpinan demokrasi kepada kepemimpinan otoriter yang biasanya berlaku dalam sistem kerajaan atau sistem kepemimpinan komunis yang  sangat bergantung pada pengguna peraturan dan pelaku pemerintahan dalam hal ini kepala negara atau kepala daerah.

Demikian narasi politik, setidaknya sebagai masukan untuk kebijakan penyesuaian sistem politik di negara kita yang sedang centang perenang.

Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun