Mohon tunggu...
Tapa Shidiq
Tapa Shidiq Mohon Tunggu... Guru - Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Seorang guru matematika di Kabupaten Serang Banten. Meski bakat menulis masih belum mumpuni tapi ingin menjadi bagian dari pejuang-pejuang literasi,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Adakah Aroma "Finland" dalam Kurikulum Merdeka?

20 Februari 2022   07:37 Diperbarui: 23 Februari 2022   17:00 2668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan Indonesia. 

Nadim Makarim selaku nahkoda Kementrian pendidikan kabinet Indonesia Maju, meluncurkan sebuah kurikulum baru "Merdeka" sebagai kurikulum pengganti dari "Prototipe"(Kurikulum darurat).

Konsep kurikulum ini menekankan bahwa siswa harus bisa mendalami apa yang menjadi minat dan bakatnya. Berkaitan dengan minat dan bakat anak, Nadiem juga mengatakan , bahwasanya bakat anak itu berbeda -beda, maka tolak ukurnya pun berbeda.

"Jika dalam satu keluarga ada dua anak yang memiliki minat dan bakat yang berbeda maka tolak ukur yang dipakai untuk menilai juga berbeda," ujar Nadiem Makarim saat meresmikan kurikulum merdeka.

Sosok yang kerap disapa "Mas Mentri tersebut menjelaskan kurikulum ini sudah diujicobakan di berbagai sekolah. "Kurikulum Merdeka ini sudah teruji dan telah diujicobakan di 2.500 sekolah penggerak," jelas Nadiem saat peluncurannya.

Kendati demikian, menteri 37 tahun tersebut tidak serta merta mewajibkan seluruh sekolah untuk mengimplementasikan kurikulum ini secara serentak. 

Sekolah diberikan tiga opsi kurikulum: kurikulum 2013, kurikulum prototipe(darurat), dan kurikulum Merdeka bagi sekolah-sekolah yang telah siap.

Merujuk kepada statement-statemen dan apa yang menjadi landasan berpikir dari Mas Mentri Nadim, Ingatan penulis melayang pada  sebuah buku yang berjudul "Teach Like FindLand", Sebuah buku International Best Seller. 

Buku tersebut membuat penulis beropini bahwa kurikulum Merdeka Belajar sedikit banyaknya mengadaptasi kurikulum belajar ala Finlandia tersebut. Atau setidaknya mengambil referensi-referensi yang berasal dari kurikulum Finlandia.

Jika benar Finland adalah "kiblat" dari merdeka belajar, maka buku teach like finland ini bisa menjadi salah satu referensi untuk guru-guru yang akan mengajar dalam kurikulum Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun