Biasanya akan dilaksanakan tolak bala. Tolak bala (nasapu) ini, ada yang menggunakan tali, benang atau dedaunan (save) daun pohon save berdaun lebar. Tradisi ini dilakukan pada sore hari menjelang matahari terbenan.
7. Oet Asu
Ada satu tradisi turun temurun dalam masyarakat atoen meto, yakni oet asu (memotong anjing). Oet asu ini dilaksanakan tatkala ada anggota keluarga yang meninggal tidak wajar, yang biasanya di sebut maet bese.
Maet bese, anggota keluarga yang meninggal karena kecelakaan, jatuh dari pohon (yang meninggal diluar secara tidak wajar), gantung diri, dll. Maet bese ini dalam tradisi atoen meto, jenasahnya tidak boleh dimasukan ke dalam rumah, hanya di baringkan didepan rumah duka dalam tenda,
Oet asu, dilakukan agar peristiwa yang dialami oleh keluarga tidak terulang lagi.
8. Oko Mama
Setiap manusia menghendaki agar agar hidup aman dan nyaman. Atoen meto mengenal dan memiliki satu budaya oko mama. Oko mama dalam tradisi atone meto biasanya dilakukan pada acara atau peristiwa tertentu.
Sebuat saja ketika terjadi perselisihan, oko mama menjadi peristiwa rekonsialiasi. Atau untuk melakukan suatu acara oko mama menjadi simbol atau undangan resmi. Atone meto, ada istilah ketika oko mama sudah naik ke meja setiap persoalan harus selesai.
Kupang, 10 Juni 2024
Tanus Korbaffo
Bersambung..............................