Mohon tunggu...
Tanus Korbaffo
Tanus Korbaffo Mohon Tunggu... Guru - guru

saya adalah guru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Sr. Amanda Theresia Klara, SSpS

11 Maret 2023   10:09 Diperbarui: 11 Maret 2023   10:33 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenang Sr.Amanda Theresia Klara Robers, SSpS

( Sr.Amanda Klara, SSpS)

 

Sr.Amanda Theresia Klara Robers,SSpS lahir di Oeding - Jerrman, 30 Maret 1935, dari pasangan Bpk. Gebhard Robers dan Mama Aloisia Vennhaf. Suster Amanda bungsu dari enam bersaudara.

 

Sebulan setelah lahir, oleh kedua orang tuanya di permandikan dengan nama Amanda Klara, pada 1 April 1935. Pada usia Sembilan tahun, Amanda kecil menerima komuni suci untuk pertama kalinya, yakni pada 20 Mei 1944. Dan empat tahun kemudian, tepatnya 9 September 1948 menerima sakramen Krisma.

 

Pada usia 21 tahun, tepat 12 Maret 1956, Amanda Klara memutuskan unuk masuk biara SSpS, dan hari itu Amanda Klara di terima sebagai calon biarawati SSpS (Suster Abdi Roh Kudus) di Steyl Belanda. Pada 8 Desember 1956 masuk novisiat.

 

Dua tahun kemudian, tepatnya 8 Desember 1958, Sr. Amanda Theresia Klara Robers,SSpS mengikrarkan kaul pertamanya. Setelah mengikrarkan kaul pertamanya, Sr.Amanda Klara,SSpS digembleng menjadi misionaris putri-putri Arnoldus Jansen. Tempat misi yang menjadi tujuan anak bungsu dari 6 bersaudara, Sr.Amanda Klara Robers,SSpS adalah provinsi SSpS Timor.Indonesia.

 

Tepatnya 24 Mei 1962 Sr. Amanda Klara,SSpS tiba di Atambua-Timor sebagai seorang misionaris SSpS.

 

Sejak tiba di tanah Timor, dimana antara budaya Jerman (barat) dengan Timor (Indonesia) sangat berbeda. Sr.Amanda,SSpS harus belajar budaya Timor dan khususnya Bahasa Indonesia.

 

Tiga tahun kemudian, setelah menginjakan kaki pertama kali di Timor, tepatnya 16 Januari 1965, Sr.Amanda Klara Theresia Robers,SSpS mengikrarkan kaul kekalnya sebagai biarawati abdi Roh Kudus.

 

Sebagai seorang misionaris, Sr.Amanda Klara Robers,SSpS, berkarya di berbagai tempat, yaitu Atambua, Kefamenanu, Halilulik, Oekusi dan Kupang.

 

Di Oekusi-Timor Leste, saya pertama kali mengenal Sr.Amanda SSpS. Cinta seorang Sr.Amanda,SSpS kepada kami waktu itu melampauwi batas. Apa yang Suster makan, itulah yang kami makan. Pagi seusai makan pagi, Suster Amanda, akan mengunjungi kami di ruangan kami, hal yang sama di siang hari dan malam hari seusai makan malam.

 

Sr.Amanda,SSpS sangat paham kebutuhan saya dan teman-teman saya waktu itu. Kami dibelikan sepeda dayung dan setiap hari Sabtu, bersama Sr.Amanda, SSpS ke pasar untuk belanja kebutuhan biara dan anak-anak asrama. Oekusi-Timor Leste, biara SSpS tepat berhadapan dengan laut, panasnya minta ampun. Semasa saya di Oekusi banyak sakitnya. Suatu pagi saya sakit demam, Sr.Amanda,SSpS tidak menghendaki seorangpun rabah/pegang tubuh saya. Ia, saya takut jarum suntik, Sr.Amanda, SSpS, dengan kedua pahanya apit tubuhku agar tidak bisa bergerak dan tangannya menyuntikan obat malaria ke tubuh saya.

 

Di Oekusi, saya bertemu dengan banyak Suster, antara lain, Sr.Maria Antonia Mamoh, SSpS, dan justru Sr.Antonialah yang pagi itu menghantar saya ke SDK Oekusi dan sekaligus menjadi guru saya. Ada Sr.Anisia Maria, SSpS, Sr.Alfonsa, SSpS, Sr.Theodora, SSpS, Sr. Kristafora, SSpS, Sr.Ima Almeida, SSpS, Sr.Fransiska, SSpS, Sr. Maria Yovita Kope,SSpS dan suster-suster lainnya.

 

Setelah menyelesaikan SMA, saya harus melanjutkan kuliah. Di Malang-Jawa Timur, Sr.Amanda, SSpS adalah seorang ibu, meski saya bukan lahir dari rahimnya, setiap minggu akan mengirimkan surat, didalam surat itu ada lembaran uang entah Rp.100.000 atau Rp.200.000. Uang itu bertujuan untuk beli makanan ringan. Untuk kebutuhan hidup yang lebih besar Sr.Amanda biasa transfer.

 

Seusai kuliah, hanya satu permintaannya, saya harus kembali dan mengajar di SMPK Sta.Theresia Kupang. Selama Suster masih kuat dan sehat, tiap kali istrahat, kalau Suster tidak sibuk, Sr.Amanda sudah siapkan susu dan roti untuk saya nikmati dan setiap hari Sabtu, Sr.Amanda, SSpS memberi uang sejumlah Rp.250.000 untuk transport selama seminggu, sedangkan kebutuhan makan minum sudah diantar ke kontrakan.

 

Tahun 2004, di bulan Mei Suster berangkat ke Surabaya untuk berobat, karena sakit. 19 Juni 2004, setelah operasi, Sr.Amanda,SSpS kembali ke Kupang. Saya masih ingat, saat kembali dari Surabaya, Sr.Amanda,SSpS dalam keadaan sangat lemah, ia memanggil saya ke pendopo biara, menyanyakan keadaan saya selama Suster di Surabaya.

 

Dalam catatan harian saya menulis seperti ini, 8/10-2004 hari berduka. Saya tidak tahu apa yang harus saya buat. Sr.Amanda Theresia Klara, SSpS meninggal dunia di RS.Marianum Halilulik. Sebenarnya siang 7 Oktober 2004 ketika pulang dari sekolah Om Niko Seran, sempat omong agar saya segera ke Halilulik. Lanjut dalam catatan harian saya itu ku tulis, Sr.Amanda meninggal pukul 04.15 dalam keadaan tenang.

 

Lebih lanjut dalam buku harian saya itu, saya menulis berikut ini, pagi-pagi seperti ada orang yag suruh saya dengar berita duka di radio. Saya ke sekolah, setiba di sekolah saya layangkan pandangan ke biara. Ternyata di sekolah siswa- sudah baris untuk mendoakan Sr.Amanda,SSpS yang telah tiada. Saya tak kuasa menahan tangis, dan benar akhirnya tangisanku picah saat itu. Akhirnya dengan rombongan guru ke Halilulik, kami tiba di Halilulik sudah malam. Jenazah Sr.Amanda, SSpS di semayangkan di kapela biara Halilulik 2 hari dua malam dan pada 11 Oktober 2004 dimakamkan.

 

Selamat Jalan Suster Amanda Robers, SSpS, bahagialah di surga dan jadilah pendoa abadi bagi kami di dunia ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sr.Amanda,SSpS Di Mata Para Suster SSpS

 

(Dikutip dari buku Panduan Misa saat Pemakaman)

 

 

Seluruh hidupku, kubaktikan kepada pelayanan sesama demi kemuliaan Allah.

 

Sr. Amanda,SSpS adalah seorang puteri yang dicintai oleh Allah dan dikasihi oleh banyak orang yang bersama dia dan ia layani.

 

Kita semua yang hadir disini tentu saja banyak yang mengenal baik siapa itu Almarhumah Sr.Amanda,SSpS. Beliau adalah seorang Religius Misionaris SSpS dari Steyl yang dibentuk untuk Provinsi SSpS Timor sejak 9 Juli 1961.

 

Sr.Amanda adalah seorang Misionaris yang memiliki hati seorang ibu yang penuh cinta, rendah hati, disiplin, tegas, bekerja keras, rapih, ramah tamah, dalam menerima tamu, rajin dan bertanggung jawab.

 

Semasa hidupnya, Sr.Amnda, SSpS, dikenal sebagai seorang pribadi yang tahu menghargai sesama.

 

Sebagai seorang pemimpin, setiap suster yang datang kepadanya diterima dengan tulus hati serta memberi kepercayaan dan peneguhan kepada yang berkecil hati. Ia memiliki perhatian besar terhadap orang-orang kecil, terlebih orang -- orang sakit, cacat, yang membutuhkan bantuan. Ia sungguh melayani dan bekerja dengan segenap hati.

 

Pelayanan misinya senantiasa berakar dalam doa -- doa hariannya. Ia sungguh mengintegrasikan dimensi kontemplasi dan aksi.

 

Di hari -- hari terakhirnya, di saat menjelang kematiannya Sr.Amanda, SSpS, selalu mendengungkan doa -- doa berikut ini :

 

Veni Sancte Spiritus/Datanglah Roh Kudus

 

Yesus, Maria, Yosef, Yesusku kerahiman, hati manis Maria jadilah pengantaraku.

 

Hati Kudus Yesus, kasihailah saya.

 

Tak pernah terdengar keluhan yang keluar dari mulutnya selama menjalankan tugas -- tugas yang dipercayakan kepadanya.

 

Hari -- hari hidupnya dilalui dengan semangat kegembiraan, penuh kedamaian batin dan kepasrahan.Almarhumah Sr.Amanda, SSpS, adalah seorang misionaris yang jujur, yang mencintai kebenaran dan keadilan. Kata -- katanya selaras dengan perbuatannya. Seluruh hidupnya dipasrahkan dalam penyelenggaraan dan pemeliharaan Tuhan. Almarhumah Sr.Amanda, SSpS, sungguh meletakan seluruh hidupnya dalam rangkulan kasih Tuhan, sesuai arti namanya: " YANG PANTAS DIKASIHI.

 

Sr. Amanda Klara, SSpS di pojok dunia maya !

 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Blasius Mengkaka pada kompasiana.com, di bawah judul teladan-dan-jalan-kesetiaan-perlu-dibalas-dengan-kesetiaan-pula, menulis.

 

Beberapa tahun kemudian, ketika saya berada di rumah orang tua, saya mendengar bahwa seorang Suster Misionaris SSpS Eropa sedang sakit berat di RS Halilulik. Saya berjuang untuk menjenguknya. Di depan kamar rumah sakit, saya berjumpa dengan puluhan umat yang menanti saat-saat menegangkan itu. Tak lama kemudian, lonceng gereja Halilulik dibunyikan.

 

Itu tandanya seorang misionaris SSpS meninggal dunia. Perlahan saya berbaur dengan para pengunjung di RS Halilulik, saya sempat pula menyaksikan wajah putih nan bercahaya seorang misionaris SSpS, Sr Amanda Robers, SSpS meninggal dalam damai dan tersenyum bahagia. Muder Amanda telah meninggal dunia. Dia adalah salah seorang misionaris SSpS yang cemerlang.

 

Menyaksikan peristiwa meninggalnya para misionaris Eropa di Timor, NTT dan Flores yang begitu damai, saya cuma berujar dalam hatiku sendiri: Kesetiaan mereka hingga kekal bagi iman dan penghayatan kaul-kaul tanpa pamrih telah ditunjukkan mereka semua. Iman yang kokoh dan bersahaja sungguh luar biasa. Kehidupan mereka telah menjadi seperti kehidupan Kristus sendiri. Kristus telah menyatu dalam diri mereka, para misionaris Eropa yang setiawan/wati.

 

Di sudut lain yakni pada https://sspstimor.org/komunitas-liliba, di bawah judul Mengapa berdiri?

 

Melihat jumlah suster student yang semakin bertambah karena kebutuhan dalam karya kerasulan kita di Timor dan sekitarnya maka pada saat kunjungan Pemimpin Kongregasi Sr. Anna Mary Reisch, SSpS tahun 1994 menganjurkan kepada Tim Pimpinan Provinsi Timor untuk mengadakan rumah student di wilayah Kupang karena kapasitas tempat tinggal di Komunitas St. Yosep Merdeka terbatas, hanya untuk anggota komunitas yang berkarya di Kupang.

 

Diawal tahun 1999, tepatnya 25 Januari Sr. Marisa Fernandez, SSpS yang saat itu menjabat sebagai Asisten Provinsial SSpS Timor ditugaskan untuk mengurus proses pembangunan komunitas Student. Tanah milik bapak Esau Konay di Liliba di beli oleh SSpS Timor dengan harga yang cukup memuaskan pada saat itu dan selanjutnya Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus mendapat ijin bagunan (IMB) dari Kota Madya Kupang dan memulai proses pembangunan gedung komunitas yang di tangani oleh Br. Albert Erasmi, SVD dan Sr. Amanda Robers, SSpS. Dalam waktu yang singkat Komunitas ini dapat di pakai oleh para suster student tepatnya tanggal 27 Oktober 2000 dengan pemimpin Komunitas Sr. Marisa Fernandez dan Sr. Maria Theodora Oeleu dan 22 suster student. Pemberkatan Komunitas Liliba 10 Februari 2002 oleh P. Yulius Bere, SVD dengan pelindung Santa Skolastika.

 

Kupang, Maret 2023

 

Kayetanus Kolo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun