Senaaaang pake banget, ketika Ketapels menghubungiakun instagramku siang itu!
Yes, berita bahagianya adalah... aku menang Program  #RamadandiKetapels, dan berhak mendapatkan dua kotak Pepes Bandeng terkenal milik Dapoer Intan! Lah, kok bisa? Iya dong, karena kali ini, Program  #RamadandiKetapels selain berbagi takjil dan parcel lebaran juga mengadakan giveaway. Dan alhamdulillaah... Giveaway kerja bareng KetapelXDapoerIntan diikuti oleh para food blogger dan influencer.
Jadi, empat orang Teman Ketapels pemenang giveaway akan menerima paket pepes bandeng yang akan menjadi pengalaman baru berkuliner, karena Pepes Bandeng kan makanan tradisional Indonesia, dan dikemas secara kekinian, sehingga awet dan bahkan bisa dikirim ke berbagai kota dan luar negeri!
KENALAN DENGAN KETAPELS DULU, YUK!
Ketapels adalah komunitas yang didirikan tanggal 1 Januari 2016 untuk mewadahi penulis Kompasiana (Kompasianer) yang berdomisili di Tangsel dan sekitarnya. KETAPELS mengangkat isu-isu regional melalui Kompasiana, berbagi edukasi, berbagi inspirasi dan kemanfaatan melalui tulisan (blogging)Â
Kalian bisa kenal lebih dekat -tanpa merusak hubungan dengan pasangan kalian- dengan cara kepo di  Instagramnya @ketapels dan kalo mau kerjasama, bisa melalui email : temanketapel@gmail.com
PEPES DAN SEJARAHNYA
Orang Sunda menamai hidangan yang dibungkus daun ini dengan nama "pais". Bahan utama untuk membuat pepes ini bisa apa saja. Seperti kebiasaan orang Sunda yang selalu memanfaatkan alam, mereka mengisi pepesnya dengan apa yang ada. Ikan dari kolam, tahu, jamur yang tumbuh di ladang atau hutan, bahkan ampas miyak kelapa pun bisa diubah menjadi pepes. Bahan yang ada ini dipandu bumbu yang mereka tanam di halaman seperti kunyit, serai, dan daun salam, kemudian  dibungkus dengan daun pisang.
Awalnya pepes dimasak dengan waktu sangat lama. Minimal 8 jam karena dimatangkan dengan cara ditaruh di atas abu hawu (kayu) Â panas sehingga makanan yang dipepes matang perlahan-lahan. Pemepesan yang lama ini membuat pepes menjadi kering, bumbunya meresap, dan keharuman yang timbul dari aroma bakaran daun dan kayu jadi sangat menggiurkan.
Proses mematangkan pepes yang lama ini memungkinkan para ibu yang bekerja di ladang atau sawah sambil memasak. Tinggalkan saja pepes di dalam abu hawu panas sementara mereka bekerja. Selesai bekerja, pepes pun sudah matang.
Sampai saat ini pepes Sunda yang asli masih bergantung pada kayu, walaupun tidak dimatangkan di dalam abu. Pepes sekarang dikukus dulu untuk menghemat waktu. Tapi, pepes yang enak tetap wajib dikukus dengan bahan bakar kayu.
PENGOLAHAN PEPES BANDENG DAPOER INTAN
Ikan bandeng fresh yang telah dibersihkan dilumuri bumbu pepes kemudian dibungkus daun pisang dan disusun rapi ke dalam panci presto. Lalu dimasak selama kurang lebih  4.5 jam lamanya .
Setelah selesai dimasak, ikan bandeng dibuka dari daun pisang dan dimasukkan kedalam plastic yang kemudian di vakum.Â
"Proses vakum ini bertujuan untuk meningkatkan waktu penyimpanan. Dan, kami memakai kunyit pada bumbu pepes pengganti pengawetnya, jadi produk pepes Bandeng tidak memakai pengawet zat yang berbahaya. Produk Pepes Ikan Bandeng Dapoer Intan pun sudah mengantongi sertifikat Halal dari MUI," demikian keterangan dari owner Dapoer Intan.
Mengapa membuat pepes ikan bandeng?
Salah satu ikan terbaik Indonesia adalah ikan bandeng, karena ternyata kandungan omega dan Dha ikan bandeng lebih tinggi dari ikan salmon yang harganya dikenal mahal. Riset  yang dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor, dalam penyajian 100 gram ikan bandeng mengandung 40 mg DHA , ini lebih besar daripada yang terdapat pada ikan salmon yang hanya mengandung DHA 14 mg. Ikan bandeng juga memiliki kandungan Omega3 lebih tinggi dari ikan lainnya termasuk salmon.
Â
CARA MENGOLAH PEPES BANDENG DAPOER INTAN, MUDAH NIAN!
Cara pengemasan mencerminkan ke-higienis-an, Â yaitu pepes bandeng yang dibungkus daun pisang divacum plastik. Setelahnya dipacking kardus elegan, baru disegel dengan plastik.
Melihat tampilan tersebut, sangat memesona pembeli.
Cara pengolahan pepes bandeng juga sangat praktis, tidak sampai lima menit pepes bandeng bisa disantap.
Mula mula, pepes bandeng dikeluarkan dari kotaknya. Masak air sampai mendidih, kemudian masukkan pepes bandeng yang masih dikemas plastik vacum. Â
Sekira tiga menit angkat, buka plastik vacum dan kita akan mendapati aroma harum perpaduan bumbu pepes bandeng dan daun pisang yang direbus. Pepes bandeng masih dalam kondisi hangat, bisa disantap dengan nasi putih hangat.
Selain direbus, pepes bandeng masih di plastik vacum, bisa diolah dengan cara dihangatkan  menggunakan microwive atau bisa dikukus. Semudah itu cara pengolahannya, Teman Kompasianer bisa bersantap pepes bandeng dapoer Intan.
Pepes Bandeng Dapoer Intan, tersedia tiga varian rasa yaitu Tidak Pedas, Pedas dan Super Pedas. Karena duri lunak, tidak kawatir tertusuk duri saat bersantap.
Untuk cara penyimpanan bisa di freezer, tahan sampai 6 bulan. Sementara untuk penyimpanan di chiller, bisa tahan sampai 2 bulan. Sedang penyimpanan di suhu ruangan, bisa tahan sampai 4 hari.
JADI, BAGAIMANA RASA PEPES BANDENG DAPOER INTAN?
wangi daun berbaur dengan aroma khas bumbu Pepes Bandeng, ada perpaduan rasa sedikit pedas namun tidak menggigit. Aku suka dengan lembutnya daging ikan, tidak perlu dipisahin lagi dengan durinya.
Dimakan dengan nasi putih hangat, sedia lalap timun atau tomat, huuhuuuu.. udah lupa deh ama .. ama siapa ya?
Sok, atuh silakan kalau penasaran dengan rasa Pepes Bandeng dari Dapoer Intan, silakan kontak ke :
Dapoer Intan
Alamat : 1. Jl  Pintu Air  RT03 /10 No 5 gg Haji Sapri  Parungserab Cileduk Tangerang Indonesia
        2. Vila Pamulang Mas Block E 3 No 11 Bambu Apus Pamulang South Tangerang West Java Indonesia
         Telp : 0878 520 70 805 / 0819 19 100 800 / 0813 1715 1843
         IG : Dapoer_intan  Fb : Dapoer INTAN
Kompasianer yang penasaran, boleh kepoin Instagram @dapoerintan.id
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI