Oleh karenanya, mesti dimaknai bahwa keberadaan KOPRI harusnya bukan pada ekspansi (perluasan) yang Alyson maksudkan di atas. Pendirian KOPRI bisa didudukan sebagai bentuk kecerdasan alami manusia (perempuan) yang tumbuh dan mencoba mencari ruang yang lebih sesuai untuk berdialektika, berfikir kritis serta membangun relasi guna meng-cover dan meng-counter ihwal yang menyangkut keperempuanan.Â
Akan tetapi, abolisi (penghapusan) tidak akan mungkin tercapai jika kesadaran kolektif (laki-laki dan perempuan) belum terkonstruk secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Pengetahuan gender tidak bisa dimonopoli oleh satu golongan (perempuan) saja. Kesadaran gender harus terbangun secara universal agar melahirkan kesepahaman tanpa harus ada sekat, mesti termanifestasi secara kolektif, maksudnya bukan lagi pada tataran soal ego tubuh dls. Yang berujung pada perilaku abai terhadap pengetahuan yang datang dari laki-laki.
Basis pengetahuan gender bahwa perempuan yang lebih memahami dirinya, menggeneralisasi semua laki-laki adalah patriakh, serta menaruh curiga secara berlebih-lebihan pada pikiran semua laki-laki adalah subjektifitas dan tidak boleh dibenarkan. Model pemahaman demikian bukan lagi harus didekonstruksi melainkan wajib untuk didestruksi.
---
Gender adalah tiada,
Dan identitas gender adalah ketiadaan.
Jika gender adalah penjara,
Maka itu adalah penjara yang tiada.
Tak eksis.
Hanya eksis di pikiran kita.
Menghapuskan eksistensi penjara gender berarti
Menghapuskan cara berpikir di bawah penegakan gender.
Jeruji itu hanyalah ilusi, maka lampauilah!
Without gender-being,
We are free to become-every-gender-Thing.
(Menifesto Akselerasionis Gender)
Bacan, 27 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H