Mohon tunggu...
Tania Chriselda
Tania Chriselda Mohon Tunggu... Pelajar -

Loyola College #67 / ig : @taniachriselda

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kolesterol Normal Beri Peluang Serangan Jantung

24 Oktober 2017   23:32 Diperbarui: 25 Oktober 2017   00:43 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika seseorang memiliki kolesterol normal tetapi memiliki riwayat atau sedang mengalami diabetes, orang tersebut juga dapat mengalami serangan jantung. Diabetes adalah kadar gula yang tinggi. Diabetes dapat menyebabkan serangan jantung karena kadar gula darah yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi yang merusak pembuluh darah di jantung. Ketika pembuluh darah rusak atau sobek, maka kolesterol yang berada di pembuluh darah akan keluar dan membentuk plak yang akan memblokir aliran darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Ada lagi faktor lain penyebab serangan jantung yang belum banyak diketahui oleh orang, yaitu sindrom brugada. Sindrom brugada adalah ketidaknormalan sistem listrik jantung yang menyebabkan gangguan irama jantung. Jantung kita berdenyut karena jantung dipicu oleh dorongan listrik yang dihasilkan oleh sel pada jantung. Umumnya, terdapat saluran di jantung yang menghantarkan aliran listrik ini, sehingga membuat jantung kita dapat berdetak secara teratur. 

Namun, pada penderita brugada sindrom, ada kerusakan pada saluran penghantar aliran listrik tersebut. Akibatnya, detak jantung penderita brugada sindrom tidak teratur dan tidak dapat memompa darah secara efektif. Gangguan ini dapat menyebabkan pingsan jika hanya terjadi sesaat, namun dapat menyebabkan jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba dan meninggal. 

Sindrom brugada merupakan faktor keturunan. Jika keluarga memiliki riwayat sindrom brugada ini, mungkin akan terbawa hingga generasi berikutnya. Sindrom brugada lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Sindrom brugada juga lebih sering terjadi kepada orang Asia terutama Indonesia. Jika orang memiliki sindrom brugada, maka harus ada penanganan segera.

Sindrom brugada atau penyakit yang langka ini pernah terjadi pada dokter muda, dr. Stefanus Taofik SpAn, yang meninggal pada tanggal 28 Juni 2017 kemarin. Pada awalnya dr. Stefanus diduga meninggal karena kelelahan akibat kelelahan tugas piket non-stop. Namun, Ketua Program Studi SP2 dari Divisi Anestesia Ambulatoria dan Bedah Umum Fakultas Kedokteran UI dr Arif H.M. Marsaban SpAn-KAP menampiknya. Beliau menjelaskan bahwa Stefanus tidak bekerja tiga hari atau bahkan lima hari nonstop seperti kabar yang beredar. Beliau menduga, dokter yang berusia 35 tahun ini menutup usia akibat sindrom brugada tersebut.

Kasus sindrom brugada lainnya terjadi pada seorang anak berusia 9 tahun di Turki yang mengalami serangan jantung setelah menyantap hotdog. Saat dibawa ke rumah sakit, dokter mengetahui bahwa bocah tersebut memiliki irama jantung yang tak teratur. Observasi selanjutnya mengungkapkan bahwa bocah tersebut memiliki kondisi kesehatan yang langka, dia divonis memiliki brugada syndrome.

Serangan jantung memang dapat menyerang siapa saja, bahkan atlet olahraga sekalipun. Peristiwa ini terjadi kepada atlet sepak bola di Beijing. Gelandang asal Pantai Gading, Cheick Tiote, meninggal dunia ketika melaksanakan sesi latihan bersama timnya Beijing Enterprises, Senin (5/6) waktu setempat. Pernyataan resmi klub menyebutkan, Tiote tiba-tiba roboh di tengah lapangan. Dalam keadaan tal sadarkan diri, Tiote lalu dilarikan ke rumah sakit terdekat, tapi nyawanya sudah tak tertolong.

Orang yang malas berolahraga atau bergerak dapat terkena serangan jantung karena kemungkinan menumpuknya lemak. Namun, atlet yang terlalu dituntut ketahanan fisiknya dengan olahraga juga dapat terkena serangan jantung. Hal ini disebabkan kardiomiopati hipertropik atau penebalan otot jantung dan anomali arteri koroner non-aterosklerotik. Penebalan otot jantung menyebabkan penyempitan arteri sehingga pasokan darah menuju dan dari jantung akan berkurang .

Orang yang malas berolahraga dapat terkena serangan jantung dengan mudah. Alasannya sangat simple. Ketika orang tidak bergerak, maka orang itu tidak mendapat cukup oksigen untuk dijadikan darah yang diedarkan ke seluruh tubuh. Selain itu, ketika orang tidak bergerak, maka tidak ada penguraian energi sehingga otot tidak berkontraksi. Maka dari itu, otot jadi malas untuk bekerja karena tidak dipicu. Bisa jadi, otot jantung tidak berfungsi dengan baik dan tidak dapat memompa darah dengan baik pula.

Gaya hidup yang tidak baik, terutama merokok, menurut saya alasan utama terjadinya serangan jantung. Rokok merupakan momok bagi semua orang. Baik perokok aktif maupun yang lebih rugi adalah perokok pasif. Asap rokok yang dihasilkan dapat menyebabkan diabetes dan tekanan darah tinggi yang juga merupakan penyebab serangan jantung. Asap rokok akan menghasilkan udara kotor yang akan dibawa darah kotor menuju jantung untuk diganti menjadi darah bersih yang kaya O2. 

Merokok meningkatkan detak jantung karena jantung harus berkerja lebih ekstra lagi untuk memompa darah bersih sehingga jantung tidak berdetak secara teratur dan tidak memompa darah secara efektif. Merokok dapat meningkatkan penggumpalan darah. Darah yang seharusnya dipompakan ke seluruh tubuh oleh jantung malah menggumpal di suatu tempat sehingga aliran darah lainnya pun akan terhalang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun