Mohon tunggu...
Tania Agustina Suherman
Tania Agustina Suherman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Tania Agustina Suherman NIM : 43222010008 Jurusan : S1 Akuntansi Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 - Diskursus Gaya Kepemimpinan Visi Misi Semar pada Upaya Pencegahan Korupsi

11 November 2023   10:40 Diperbarui: 12 November 2023   09:58 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para abdi Pandawa berjumlah empat orang   yaitu, Semar, Gareng, Petruk, Bagong.

Nama Semar menjadi populer karena boleh dikatakan dia adalah pelindung semua ksatria.Yang paling bijaksana dan mempunyai kesaktian tiada tara. Tokoh ini terus berkembang karena dahulu pada masa penyebaran Islam, kisah Mahabharata masih  digunakan.

Nah teman- teman, apa kalian tau kapansi sosok/tokoh Semar ini muncul? Tokoh Semar ini ternyata sudah muncul dalam sebuah karya sastra yang ditulis pada masa Kerajaan Majapahit bernama sudamala. kalian bisa melihat reliefnya yang terletak di Candi Sukuh yang bertuliskan dengan tahun 1439. Menurut Pujangga Jawa, Tokoh Semar yang dikisahkan ini bukan sekedar sebagai rakyat biasa saja. Melainkan menjadi seorang maha guru bernama Batara Ismaya. Merupakan kakak dari Batara Guru merupakan Rajanya para dewa. Ada banyak versi mengenai tokoh Semar. Dari anak Sahyang Nurrasa yang diberi nama Sahyang Tunggal. Sampai anak Sahyang Wenang. Namun tokoh Semar tetap digambarkan sebagai pelindung para ksatria kerajaan pada masa itu loh teman-teman.

Banyak Sunan yang menyebut sosok Semar ini sebagai panutan pribadi bagi semua orang. Salah satunya mempunyai sifat Nyegara, atau mempunyai hati seluas lautan. Memang dari segi fisik terkesan tidak sempurna. Unik sekali, namun keteladanan dan kepribadiannya menjadi simbol dan teladan bagi masyarakat Jawa. Dimana karakter ini selalu tersenyum disetiap situasi. Namun kedua bola matanya juga menunjukkan tanda-tanda bengkak atau robek. Bukan hanya bijak tapi juga mampu menjadi orang tua. Semar juga memiliki aspek religius yang mendalam. Beberapa penyair menyebutnya sebagai utusan Allah atau hampir seperti nabi. Jadi,orang Jawa menggambarkan Semar sebagai Tuhan dengan segala atributnya; sejenis personifikasi Tuhan. Tidak disebut kekanak-kanakan, tidak disebut tua, bahkan tidak disebut menangis atau tertawa; itulah semar.

Semar digunakan pada zaman Jawa kuno, Hindu, dan Islam. Syekh Siti Jenar beberapa kali bertemu Semar (Dang Hyang) untuk membedah Jawa. Walisongo generasi pertama, Syekh Muhammad Bakir Al-Farisi, orang Jawa memanggilnya Syekh Syubakir, membedah tanah Islam dengan restu Dang Hyang Semar.

  • Deng Hyang adalah leluhur yang suci.

Makanya ada istilah Sang Hyang, Rah Hyang. Ketika kalian melayani Yang Kudus, kalian berdoa. Langgar merupakan lakon tentang studio film dan tokohnya, Dah Hyang Semar. Filosofi ketuhanan Semar membuat orang Jawa terbuka terhadap segala tradisi, termasuk Islam, Budha, Hindu, Kristen, dan Tantra. Nah itu merupakan filosofi ketuhanan gaya Semar. Serat Sidomoro, cerita yang melahirkan tradisi ruwatan; Semar di sana muncul sebagai yang momong Sadewa.

 Secara fisik, Semar bukanlah laki-laki dan bukan perempuan. Tangan kanan terangkat, tangan kiri ke belakang. Simbol tersebut menunjukkan bahwa jika kita telah menerima hadiah dari atas maka kita harus membagikannya dari bawah. Semar adalah seorang anak kecil dan seorang lelaki tua. Anak-anak itu suci, dan orang tuanya sudah dewasa. Semar adalah sosok yang paradoks; yang artinya anda tidak dapat melihat tawa, Anda juga tidak dapat menangis. Inilah sebabnya mengapa hostel dapat diakses oleh segala usia. Semar mempunyai perut buncit karena harus bersaing dengan kedua saudaranya, Togog dan Batara Guru, untuk memakan gunung.

Batik Semar berwarna hitam, Patung Semar berwarna hitam, itu bukan sindiran orang Jawa berkulit hitam. Para Penjaga memiliki filosofinya sendiri: api, angin, air, bumi.

Bumi : yang paling istimewa. Bumi berwarna hitam. Dan memiliki faktor tertinggi. Bumi sunyi dan kokoh. Semar lebih kuat dari dewa mana pun, namun tidak menunjukkan kehebatannya. Dia melindunginya; Jangan sombong meski punya banyak ilmu dan wawasan.

Semar mempunyai delapan kesaktian (kekuatan) Kuncung, antara lain : tidak pernah lapar, mengantuk, jatuh cinta, sedih, lelah, sakit, panas atau dingin. Orang Jawa lebih memilih dewa yang dimanusiakan daripada manusia yang mendewakan sendiri. Siapapun yang mengaku sebagai tuhan bukanlah tuhan. Begitu pula yang mengaku ustaz, bukan ustaz, mengaku gus, bukan gus, mengaku wali, bukan wali karena hanya mengaku sebagai wali. Secara sufistik, apakah seorang wali itu tahu bahwa dirinya itu wali? Kalau tahu, maka kewaliannya diragukan.Semakin kamu klaim diri kamu dekat dengan Allah---alamat, kamu belum dekat!

Semar juga seorang Punokawan yang artinya teman jernih. Jadilah kalian semua itu Punokawan; teman yang bisa ngasih solusi dengan jernih. Teman yang bisa diajak diskusi. Ada makna tersirat yang sering dibawakan dalang ketika memainkan Semar, yaitu "mbregegeg, ugeg-ugeg, hmel-hmel, sak ndulit, langgeng".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun