Mohon tunggu...
Tanah Beta
Tanah Beta Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Semester Akhir pada IAIN Ambon

menulislah sebelum dunia menggenggam nafasmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Democrazy

20 Desember 2020   07:34 Diperbarui: 20 Desember 2020   08:01 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: gielardino.wordpress.com

Setelah Al masuk ke dalam rumah, aku persilahkan dia duduk di kursi, sudah itu aku ke dapur ambilkan minum untuknya tanpa menanyakan padanya apa yang mau dia minum, memang sudah begitu sering aku lakuka jika dia bertandang ke rumah.

"Ini, minum dulu"

"Oh iya, terima kasih"

"Ada apa datang ke rumah?"

"Tidak, hanya ingin ngobrol"

"Boleh. Apa yang mau kita diskusikan?"

"Demokrasi, mungkin?"

"Masih kata itu juga, Al seperti tahu saja apa yang hendak saya mulai untuk tulisan" batin ku saat itu.

"Ada apa dengan demokrasi, Al?"

"Aku bingung Ndre, katanya kita hidup di negara demokrasi, dimana semua masyarakat wajib patuh pada hukum, begitupun para elit dan keamanan, tapi kok tampilannya tidak seperti itu, ya?"

"Begini, Al, tadi sebelum kamu datang, aku hendak menulis, banyak yang terlintas di pikiran ku. Entah itu Marsinah, Munir, masalah Papua, juga kematian 6 orang FPI beberapa waktu lalu, semua tumpum jadi satu dalam kepala 'ku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun