Kala mata-mata terbelalak tajam
Mulut-mulut manis di bungkam
Kaki-tangan di kungkung dan di kecam
Kreatifitas semakin di hantam
Â
Mesti seperti apa?
Bukankah kita anak bangsa yang di tuntut berkarya.
Bagaimana mungkin terjadi, sementara dunia kreasi seakan menjadi neraka,
Membakar dengan tingkah para kaum elit kedodoran.
Â
Kala mata-mata terbelalak tajam
Mulut-mulut manis di bungkam
Kaki-tangan di kungkung dan di kecam
Kreatifitas semakin di hantam
Â
Gerak semakin di cengkram
Kreasi terus di bungkam
Bergerak di tuduh pembangkang
Melawan di anggap radikal
Padahal kami ingin bebas berkreasi.
Â
Kala mata-mata terbelalak tajam
Mulut-mulut manis di bungkam
Kaki-tangan di kungkung dan di kecam
Kreatifitas semakin di hantam
Â
Haruskah kita berdiam
Sementara terus di tindas elitis akademis
Lalu terlena saat di iming-imingi
Lantas hanya diam dalam kebebasan yang di kungkung.
Â
Kala mata-mata terbelalak tajam
Mulut manis di bungkam
Kaki-tangan di kungkung dan di kecam
Kreatifitas semakin di hantam
Â
Jangan pernah diam.
IAIN Ambon, 11/04/2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI