Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Senyum Me' Yogi, Mendulang EBT Lintas Generasi dari Kotoran Babi di Desa Bongkasa Pertiwi

19 Juni 2024   03:28 Diperbarui: 19 Juni 2024   03:47 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Pri. Me' Yogi dan Cucunya Geg Rani, Pendulang EBT dari Kotoran Babi di Bongkasa Pertiwi

dok pri Inlet/mixer Pencampur kotoran babi agar menjadi cairan 
dok pri Inlet/mixer Pencampur kotoran babi agar menjadi cairan 

Saya pun bertanya perihal kapan biasanya mereka mengolah kotoran babi di instalasi pengolahan biogas?. Mereka menyebut, biasanya akan mengolah kotoran babi pada sore hari agar saat pagi dihari berikut, sudah bisa dihasilkan biogas yang siap digunakan untuk memasak. Pada awal penggunaan instalasi biogas, proses pengolahan kotoran babi dilakukan setiap hari. Hal itu dimaksudkan untuk menampung persediaan biogas yang siap dialirkan melalui pipa dan selang ke kompor khusus. Namun setelah 2-3 bulan penggunaan biogas, proses pengolahan bisa menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan. maksimal setiap 2 hari sekali, agar kotoran babi tidak menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap sebaiknya tetap melakukan proses setiap hari.

dok pri Me' Yogi dan Geg Rani menuang kotoran babi dan menambah air di Inlet
dok pri Me' Yogi dan Geg Rani menuang kotoran babi dan menambah air di Inlet

Sore itu perempuan lintas generasi tak saja berbicara tentang romantika energi berkelanjutan. Kami meyingsingkan lengan baju agar kedepan  EBT kian membumi bagi kalangan perempuan dari pelbagai latar belakang budaya. Bukankah setiap perempuan butuh pemerataan kesejahteraan melalui cara sederhana dengan memanfaatkan potensi di sekitarnya?. 

Agar tidak penasaran dan bisa menjadi bekal keilmuan terapan, saya pun menjadi bagian dalam proses mengolah kotoran babi di instalani biomassa bersama Me'Yogi dan Geg Rani. Pertama, Geg Rani menyiapkan kotoran babi yang sudah ditampung ditempat khusus. Dia menambahkan, akan lebih bagus lagi jika ada kencing babi yang menyertai. Namun jika tidak ada pun tak mengapa, asal ada kotoran babi paling tidak setengah ember sedang atau lebih. 

Kotoran Babi  kemudian dimasukkan ke dalam lubang inlet dengan diameter sedang. Bentunya menyerupai sumur namun terdapat alat pengaduk dari besi (dalam gambar instalasi biogas disebut inlet + mixer). Bagian Inlet + mixer ini terhubung dengan pipa yang mengarah ke bak reaktor tempat  fermentasi kotoran  bawah tanah yang cukup dalam.  Bak reaktor diberi penutup cor yang kuat. Dilengkapi pula dengan kolam pembuangan sisa fermentasi yang menghasilkan bio-slury. Terdapat juga kontrol panel untuk mempermudah kontrol penyaluran ke pipa yang mengarah ke selang dapur.

dok.pri Mengolah Mixer- Menjadi Bagian dari Perempuan Melek EBT dengan belajar secara langsung proses biogas 
dok.pri Mengolah Mixer- Menjadi Bagian dari Perempuan Melek EBT dengan belajar secara langsung proses biogas 

Me'Yogi menambahkan air dari kran yang dialirkan melalui selang. Saya tidak mau berpangku tangan, memutar mixer/pengaduk besi agar kotoran dan air tercampur dan dapat dialirkan ke penampungan. Tak butuh waktu lama. untuk 1/2 - 1 ember sedang kotoran babi hanya butuh 15-20 menit memutar tuas mixer. Saya tidak menyangka prosesnya semudah itu. Begitu sudah tercampur dan kotoran berubah mencari cairan pekat, Geg Rani membuka katup penampungan dan cairan masuk ke bak reaktor. Selesai begitu ungkap Me'Yogi sembari tersenyum.

Mata saya terbelalak dan meminta ijin untuk melihat ketersediaan biogas di dapur dan pemanfaatannya. Berjarak sekitar 15 meter dari instalasi biogas, dapur Me'Yogi memperlihatkan dua sisi yang berbeda. Pertama, dapur semi modern dengan instalasi biogas lengkap dengan kompornya. Kedua, masih terdapat bungut paon, dapur tradisional tungku kayu.

dok pri Bungut Paon, dapur tradisional yang tersupport oleh teknologi biogas
dok pri Bungut Paon, dapur tradisional yang tersupport oleh teknologi biogas

dok pri Dapur Semi Modern dengan perangkat biogas di rumah Me'Yogi
dok pri Dapur Semi Modern dengan perangkat biogas di rumah Me'Yogi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun