Saya pun bertanya perihal kapan biasanya mereka mengolah kotoran babi di instalasi pengolahan biogas?. Mereka menyebut, biasanya akan mengolah kotoran babi pada sore hari agar saat pagi dihari berikut, sudah bisa dihasilkan biogas yang siap digunakan untuk memasak. Pada awal penggunaan instalasi biogas, proses pengolahan kotoran babi dilakukan setiap hari. Hal itu dimaksudkan untuk menampung persediaan biogas yang siap dialirkan melalui pipa dan selang ke kompor khusus. Namun setelah 2-3 bulan penggunaan biogas, proses pengolahan bisa menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan. maksimal setiap 2 hari sekali, agar kotoran babi tidak menumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap sebaiknya tetap melakukan proses setiap hari.
Sore itu perempuan lintas generasi tak saja berbicara tentang romantika energi berkelanjutan. Kami meyingsingkan lengan baju agar kedepan  EBT kian membumi bagi kalangan perempuan dari pelbagai latar belakang budaya. Bukankah setiap perempuan butuh pemerataan kesejahteraan melalui cara sederhana dengan memanfaatkan potensi di sekitarnya?.Â
Agar tidak penasaran dan bisa menjadi bekal keilmuan terapan, saya pun menjadi bagian dalam proses mengolah kotoran babi di instalani biomassa bersama Me'Yogi dan Geg Rani. Pertama, Geg Rani menyiapkan kotoran babi yang sudah ditampung ditempat khusus. Dia menambahkan, akan lebih bagus lagi jika ada kencing babi yang menyertai. Namun jika tidak ada pun tak mengapa, asal ada kotoran babi paling tidak setengah ember sedang atau lebih.Â
Kotoran Babi  kemudian dimasukkan ke dalam lubang inlet dengan diameter sedang. Bentunya menyerupai sumur namun terdapat alat pengaduk dari besi (dalam gambar instalasi biogas disebut inlet + mixer). Bagian Inlet + mixer ini terhubung dengan pipa yang mengarah ke bak reaktor tempat  fermentasi kotoran  bawah tanah yang cukup dalam.  Bak reaktor diberi penutup cor yang kuat. Dilengkapi pula dengan kolam pembuangan sisa fermentasi yang menghasilkan bio-slury. Terdapat juga kontrol panel untuk mempermudah kontrol penyaluran ke pipa yang mengarah ke selang dapur.
Me'Yogi menambahkan air dari kran yang dialirkan melalui selang. Saya tidak mau berpangku tangan, memutar mixer/pengaduk besi agar kotoran dan air tercampur dan dapat dialirkan ke penampungan. Tak butuh waktu lama. untuk 1/2 - 1 ember sedang kotoran babi hanya butuh 15-20 menit memutar tuas mixer. Saya tidak menyangka prosesnya semudah itu. Begitu sudah tercampur dan kotoran berubah mencari cairan pekat, Geg Rani membuka katup penampungan dan cairan masuk ke bak reaktor. Selesai begitu ungkap Me'Yogi sembari tersenyum.
Mata saya terbelalak dan meminta ijin untuk melihat ketersediaan biogas di dapur dan pemanfaatannya. Berjarak sekitar 15 meter dari instalasi biogas, dapur Me'Yogi memperlihatkan dua sisi yang berbeda. Pertama, dapur semi modern dengan instalasi biogas lengkap dengan kompornya. Kedua, masih terdapat bungut paon, dapur tradisional tungku kayu.