Mami Uno ini agaknya sudah kerasukan "ruh" emak-emak politik yang belakangan trend membela capres cawapres pujaannya. Ah sungguh disayangkan mami Uno harus terkesan turun kelas dengan ikut turun tangan untuk urusan remeh temeh.
Nama besar mami Uno tentunya menjadi modal sosial pun modal politik yang cukup berkelas lagi bergengsi. Andai mami Uno bisa menahan diri dan mengalihkan bentuk pembelaan kepada anaknya dalam bentuk lain. Pasti akan lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Etika pergaulan, etika diri, tata Krama sopan santun yang selama ini mami Uno ajarkan memang menjadi unsur yang signifikan dalam membentuk kepribadian. Namun zona politik, belum bisa mengadopsi etika ala mami Uno sebagai satu-satunya norma sosial yang berlaku. Etika politik sebagian masih sebatas teori.Â
Politik zaman now jelas beda dengan politik orde baru dimana semua bisa "sendika dawuh". Semua harus sopan dihadapan Presiden. Tidakkah mami Uno membaca hujatan media sosial terhadap Presiden Jokowi selama ini? Lebih sadis lho mami.
Presiden yang sudah menjabat saja bisa sedemikian tenang menanggapi kritik netizen yang lebih dari sekedar pedas. Mami Uno lupa ya, Mas Sandi kan baru Calon Wakil Presiden? Belum menjadi Wakil Presiden..jadi biarlah mas Sandi belajar bahasa-bahasa diluar pakem etika ala maminya.
Dan foto-foto berikut bisa semoga bisa membuat mami Uno lebih mengenal Mas Sandi jika berada di luaran. Inikah etika atau adab Sandiaga Uno? Jangan-jangan di depan Mami Uno dia menjadi anak manis, sementara begitu jauh dari Mami Uno, Sandi mengeluarkan jatidiri yang sebenarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H