Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jamuan Kuliner ala Mahasiswa bersama Bolang di ICD Malang, Kapan Lagi Terulang?

19 Agustus 2018   09:22 Diperbarui: 19 Agustus 2018   17:45 643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika bertandang ke sebuah kota, ahtau mungkin berkunjung ke suatu acara, salah satu hal yang akan diingat adalah makanan yang dihidangkan. Begitulah kenapa kuliner menjadi  salah satu jamuan yang wajib ada. Hal itu pula yang menjadikan kuliner menjadi bagian tak terpisahkan dari wisata yang trend dengan sebutan wisata kuliner

ICD (Indonesia Community Day) boleh saja berlalu. Seminggu dua Minggu, sebulan dua bulan bahkan manakala ICD berikutnya datang. Namun sungguh, ICD tahun 2018 di Malang, Bolang sebagai tuan rumah sukses dengan suguhan menu kuliner  yang mengesankan. 

Dok.pri
Dok.pri
Makan siang berganda, itu yang kami rasakan. Disebut berganda sebab selain nasi bakar lezat yang diracik dan dibagikan secara cuma-cuma berbungkus daun pisang, sekitar 20 orang Kompasianer dari luar Malang diajak mencicipi Ikon kuliner ala mahasiswa Kota Malang.

Bukan tanpa cerita manakala menempuh perjalanan semalaman dari Jakarta, Bandung, hingga Medan, Jogjakarta, Mojokerto,Lumajang dan Madiun tentunya. 

Saat jam makan siang tiba Kompasianer yang dalam WA grup disebut dengan rombongan sepur ditambah beberapa lainnya termasuk bozz madyang diajak mengunjungi warung Cak Per.

Tidak butuh waktu lama untuk menuju "TKP", yang menjadi lokasi jamuan makan siang rombongan Kompasianer luar Malang. Tak jauh dari Taman Krida budaya, masih berada di bilangan Sukarno Hatta atau yang beken dengan sebutan Suhat. Didampingi oleh punggawa Bolang mas Yunus dan Mas Hery, kamipun disambut hangat oleh owner usaha kuliner dengan brand lokal ayam bawang.

Sebagian kecil ada yang malu-malu karena sudah terlanjur menikmati santap siang nasi bakar ala Bolang. Namun sebagian besar justru memperlihatkan wajah-wajah sumringah ala wisatawan domestik yang mendapatkan privilledge makan siang secara cuma-cuma.

Ekstrimnya lagi, Cak (panggilan untuk laki-laki dewasa, semacam mas, bang dsb ala Jawa timuran) Per yang punya nama asli Cak Ferry ini membuka usaha kuliner dengan konsep prasmanan. Silahkan ambil suka-suka, tanpa kuatir mahal harganya. Itulah kenapa diatas disebut sebagai kuliner ala mahasiswa. Harganya kisaran 7 ribu hingga 10 ribuan saja.

Wajar memang, Malang selain kota tujuan wisata, juga merupakan kota jujugan para mahasiswa untuk meraih cita-cita. Terdapat universitas negeri ternama dan beberapa kampus swasta lainnya. Potensi inilah yang menjadi magnet bagi para pelaku usaha  untuk membuka aneka usaha kuliner yang mampu memenuhi kebutuhan dan gaya hidup ala mahasiswa.

Tanpa basa basi, ketika ditawarkan dua pilihan, ngobrol dulu atau makan? Serempak semua memilih makan dulu, baru setelah itu dilanjutkan dengan obrolan seputar kuliner ayam bawang Cak Per. Begitulah, gaya khas pegiat salah satu komunitas penggila kuliner kala sedang menggerebeg target. Meski kali itu, murni jamuan bolang yang didukung penuh oleh ayam bawang Cak Per Malang.

dok.isson khairul
dok.isson khairul
Siang itu kami memenuhi sebagian area lesehan yang terbilang cukup luas. Dinding ruangan yang semi terbuka itu dihias mural dan aneka tulisan kreatif. 

Sembari menunggu giliran mengambil makanan, sebagian pun langsung foto-foto syantik. Bisa dibilang, area lesehan ini menarik untuk menjadi background foto-foto. Jika ditambah beberapa ornamen tiga dimensi berupa patung ayam, atau pernak pernik berbentuk aneka menu ayam ditambah pencahayaan yang cukup, layak deh masuk kriteria tempat instagramable.

Tidak berlama-lama, satu persatu dari kami beranjak dari area lesehan yang terletak di belakang menuju area penyajian yang letaknya di depan. Diantara kedua area tersebut, terdapat area makan dengan kursi dan meja bagi yang menghendaki santap makanan dengan posisi duduk non lesehan 

Dalam etalase kaca, terhidang beberapa jenis lauk pilihan. Sebut saja ayam (krispi dan teriyaki),bebek, Bandeng Presto, lele krispi, sosis, hingga Tempuran. Tak hanya itu, jika biasanya menu ayam, bebek, lele disanding dengan lalapan. Cak Per menyajikan konsep yang berbeda . Terdapat pilihan aneka sayur masak. Antara lain tumis kangkung, oseng tauge dan terong goreng.

Dan menu ala mahasiswa ini pun tidak sempurna tanpa tambahan sambal yang beraneka macam beserta kerupuk. Nasinya pun boleh ambil sepuasnya. Semua self servis kecuali untuk minuman, dipesan saat memperlihatkan jenis lauk yang dipilih di meja kasir.

Hmmmm, tak hanya sambal yang istimewa diantaranya sambal ijo, terasi, tomat, bawang, dan cak cuk. Ada kuah kuning yang terbuat dari santan dan rempah-rempah yang bisa diguyurkan diatas nasi lho. Jadilah menu ayam bawang berkuah kuning khas Cak Per.

Harga dan konsep boleh saja  berorientasi pada segmen mahasiswa, namun bagi saya cita rasa yang tersaji tak kalah nikmat dengan brand ayam ternama yang relatif mahal harganya.

Dok FB Cak Per
Dok FB Cak Per
Seperti menu pilihan saya misalnya. Bandeng presto, menu ala pesisir Utara yang banyak memiliki tambak bandeng. Kualitas rasa bandeng bisa ditilik dari aroma rasa yang bebas bau tanah. Nah di Cak Per ini bandengnya bening tanpa aroma tanah. Menandakan bahwa awal pengolahannya benar-benar bersih ditunjang oleh bumbu yang maksimal. Makan bandeng Cak Per juga dijamin bebas duri. Semua empuk karena di presto. Tambahan terong gorengnya yang manis...aduhhh benar-benar ingin kembali mengulangi makan disana.

Sastttt...tanpa sengaja, saya akhirnya mencicipi lele krispi juga lho. Dengan tampilan special, lele krispi Cak Per ini relatif  lebar. Lele yang sering kali digoreng utuh, difillet dan dibuka hingga kedua sisi daging lele berdampingan. Unik juga ya...krispinya jadi maksimal.

sambel cak per
sambel cak per
Pastinya ada harap warung besutan Cak Fery ini  menyebar hingga ke beberapa kota, hingga kita tak perlu bertanya lagi pada Bolang...kapan jamuan makan itu kembali terulang?

Atau mungkin menunggu ICD yang akan datang?

Salam kenyang...

Terima kasih Cak Per dan Bolang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun