Sembari menunggu giliran mengambil makanan, sebagian pun langsung foto-foto syantik. Bisa dibilang, area lesehan ini menarik untuk menjadi background foto-foto. Jika ditambah beberapa ornamen tiga dimensi berupa patung ayam, atau pernak pernik berbentuk aneka menu ayam ditambah pencahayaan yang cukup, layak deh masuk kriteria tempat instagramable.
Tidak berlama-lama, satu persatu dari kami beranjak dari area lesehan yang terletak di belakang menuju area penyajian yang letaknya di depan. Diantara kedua area tersebut, terdapat area makan dengan kursi dan meja bagi yang menghendaki santap makanan dengan posisi duduk non lesehanÂ
Dalam etalase kaca, terhidang beberapa jenis lauk pilihan. Sebut saja ayam (krispi dan teriyaki),bebek, Bandeng Presto, lele krispi, sosis, hingga Tempuran. Tak hanya itu, jika biasanya menu ayam, bebek, lele disanding dengan lalapan. Cak Per menyajikan konsep yang berbeda . Terdapat pilihan aneka sayur masak. Antara lain tumis kangkung, oseng tauge dan terong goreng.
Dan menu ala mahasiswa ini pun tidak sempurna tanpa tambahan sambal yang beraneka macam beserta kerupuk. Nasinya pun boleh ambil sepuasnya. Semua self servis kecuali untuk minuman, dipesan saat memperlihatkan jenis lauk yang dipilih di meja kasir.
Hmmmm, tak hanya sambal yang istimewa diantaranya sambal ijo, terasi, tomat, bawang, dan cak cuk. Ada kuah kuning yang terbuat dari santan dan rempah-rempah yang bisa diguyurkan diatas nasi lho. Jadilah menu ayam bawang berkuah kuning khas Cak Per.
Harga dan konsep boleh saja  berorientasi pada segmen mahasiswa, namun bagi saya cita rasa yang tersaji tak kalah nikmat dengan brand ayam ternama yang relatif mahal harganya.
Sastttt...tanpa sengaja, saya akhirnya mencicipi lele krispi juga lho. Dengan tampilan special, lele krispi Cak Per ini relatif  lebar. Lele yang sering kali digoreng utuh, difillet dan dibuka hingga kedua sisi daging lele berdampingan. Unik juga ya...krispinya jadi maksimal.
Atau mungkin menunggu ICD yang akan datang?
Salam kenyang...