Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Puasa, "The Jakwir Cethem" Dari Turki

23 Mei 2018   00:02 Diperbarui: 23 Mei 2018   00:37 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.edit ilustrasi Timpal HS fb

Alkisah pada jaman masih kuliah. Tersebutlah persahabatan 3 anak manusia Turki (turunan kidul). Saya perempuan tomboy yang sibuk dengan aneka organisasi baik internal maupun ekstra kampus. Sementara dua lainnya berjenis kelamin laki-laki. 

Persahabatan kami diawali ketika sama-sama aktif di perkumpulan mahasiswa daerah yang berasal dari Tegal (kota maupun kabupaten). Sebagai organisasi primordial, FKMT demikian singkatan nama organisasi itu menjadi ajang melepas rindu terhadap kampung halaman. Meski jarak tempuhnya hanya berkisar 3 jam, tapi agar tercipta kesan mendalam, perantauan tetaplah perantauan. konon katanya demikian.

Sejatinya dari 3 orang diatas , hanya 1 yang asli Turki. Benar-benar kidulnya Slawi. Sebagai perempuan sendiri, saya cukup istimewa. Ibarat kata saya ini indo. Setengah Turki Setengah Kota. Sementara 1 lainnya bingung antara Turki atau tidak, sebab tanah kelahirannya bernama Jenggul, Utara Balamoa.

Kami bertiga pun akrab kesana kemari meski belajar di beda Fakultas. Era tahun 2000-an, sungguh kami masih dihantui minder wardegh manakala ditanya kuliah di mana?. Universitas tempat kami zaman old belumlah sementereng zaman now.

Ibarat penguni negara ketiga yang tetap ingin punya nama dihadapan negara adikuasa (red:universitas ternama). Kreatifitas kami tak kalah juga. Layaknya Gatotkaca yang konon akan disandingkan bersama para the Avenger dalam episode entah. Berharap saja lolos casting dan bukan sebagai figuran dalam jalan cerita.

Maka beredarlah nama keren agar terkesan beken. Alih-alih kuliah di UGM, kami pun mempopulerkan plesetan dengan kependekan dari Universitas Grendeng Mbok. Grendeng , pake R ya..bukan gendeng. Sebab memang sebagian kampusnya berada di wilayah kelurahan Gendeng Kecamatan Purwokerto Utara Kab. Banyumas Jawa Tengah, kode posnya saya lupa. Tepatnya di Jalan HR. Boenyamin. Monggo di Googling untuk info lengkapnya.

Singkat cerita, waktu pun berjalan sedemikian rupa hingga puasa tiba. Sebagai anak kos, menjalani puasa jauh dari keluarga sungguh terasa beratnya. Sayang waktu itu belum ada Dilan yang bisa berkata, :...berat, biar aku saja.

Tiga mahasiswa Turki pun punya cerita. Sebetulnya cerita lucu ini intinya berasal dari dua laki-laki mahasiswa turki yang saya akrabi. Sebut saja bernama Budi dan Dedi. Secara wajah dan perilaku, Dedi yang 100% Turki tulen, memiliki 100% kadar lucu dibandingkan dengan Budi.

"Piben Wa, wis saur durung?", Logat medok dengan sebutan khas Jakwir cethem diantaranya Wa dan Jon pun keluar dari mulut yang sedikit lancip ditambah tompel di pojok bibir atasnya. 

Urusan makan, Dedy paling nomor satu. Kalo saja jaman itu sudah ada Kompasianer penggila Kuliner, nafsu makannya bakalan bersaing dengan bozz madyang. Paling bisa diandalkan untuk urusan makan -makan apalagi yang gratisan. Sementara Budi , sedikit kurang doyan makan sesuai dengan postur tubuhnya yang agak "tuying" . Dia bahkan sempat divonis mengidap vertigo yang konon disebabkan kurang asupan makanan bergizi.

Saya sempat menduga, salah satu penyebabnya adalah Dedi yang ngembat porsi makan Budi. Nyata, saat kami merealisasikan rencana sahur bersama layaknya sahur on the road yang kekinian. Dedi sengaja mencari warung prasmanan. Agar puas  mengambil porsi nasi katanya . Anehnya giliran sudah sampai di warung tersebut, dia kemudian duduk berlama lama sembari mempersilahkan pembeli lain untuk lebih dahulu. Bolak balik saya tanya, kapan kita sahur ini keburu imsak?

Aneka dalih dia keluarkan. Mulai dari sahur di akhir waktu sesaat sebelum imsak lebih afdol. Sahur bagusnya akhir-akhir waktu biar tidak mudah awet. Saya pun manggut-manggut.

Ketika pembeli lain yang kebanyakan adalah mahasiswa kos-kosan sudah mulai tidak terlihat dalam antrian, Dedy lekas mendekat meja hidang. Diambilnya nasi banyak-banyak layaknya hendak dimakan bertiga. Matanya lincah menatap aneka sayur dan lauk yang ditata sedemikian rupa.

Kaget, ketika yang diambilnya hanya kuah opor ayam saja dan sepotong gorengan lengkap dengan remah-remah tepungnya. Kami menyebutnya dengan remukan. 

"Ente ngirit nemen Jon" senggol Budi yang sudah mengambil sepotong ikan cuwe, telor dadar dan sayur kangkung.

Kalem Dedi berlalu setelah membayar Porsi makan yang laka-laka. Sumringah wajahnya menatap gundukan nasi menjulang tinggi. Tanpa lauk yang memadai. Geleng-geleng kepala hanya itu yang saya bisa.

Benar saja belum habis makanan dalam piring, imsak tiba. Saat kami memilih untuk mengakhiri makan, berbeda halnya dengan Dedi yang berkilah bahwa jika tanggung sedang makan baiknya dihabiskan..jangan takut batal. Hajar Bae, katanya.

Dalam perjalanan pulang setelah sahur di warung akhirnya Dedi membuka rahasia,.  Kenapa dia mengambil makan prasmanan untuk sahur belakangan. Terang saja karena dia tidak ingin jadi pusat perhatian dengan porsi yang tidak wajar. Terlebih lauk dan sayurnya tidak seimbang. Rupanya itu strategi dia agar mendapat harga miring. Hemat saat sahur itu artinya berbuka puasanya nanti sedikit mewah. Subsidi silang katanya.

ya..ya..ya..semoga cerita ini lucu jika dibaca

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun