Mohon tunggu...
Tamita Wibisono
Tamita Wibisono Mohon Tunggu... Freelancer - Creativepreuner

Penulis Kumpulan Cerita Separuh Purnama, Creativepreuner, Tim Humas dan Kemitraan Cendekiawan Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bertemu Sang Dewi Fortuna di Malang Sejuta Kopi

6 Mei 2018   05:04 Diperbarui: 6 Mei 2018   05:29 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi setelah bubuk kopi dihasilkan, sebelum diseduh, bubuk kopi di timbang untuk sebuah takaran yang pas dalam tiap penyajian. Semua cara penyajian dapat dilihat di depan mata. Hingga saat terpenting peneeduhan dengan dripper V60 ( baca Vi- Sixty) pun saya amati sedemikian rupa. Alat berbentuk corong itu dilapisi dengan kertas penyaring. Bahkan ada aneka jenis bentuk kertas penyaring. Dari yang polos hingga yang bergelombang. dari yang berwarna putih hingga yang sedikit kecoklatan.

Mas Ongky selaku barista detail menjabarkan aneka teknik penyajian kopi. Khususnya yang manual Brewing. Cekatan tangan barista itu memegang tiap alat yang digunakan. Tak terkecuali saat harus menyiapkan air yang terlebih dahulu harus dididihkan dengan suhu tertentu. Ketel yang digunakanpun berbentuk unik dengan alat penunjuk suhu yang melekat di bagian atas tutup ketel. Seolah sudah diatur waktu yang sedemikian pas. Saat bubuk kopi arabica siap untuk di seduh, air pun mendidih.

Proses brewing pun menjadi atraksi tersendiri bagi Barista dengan disaksikan oleh pengunjung kedai kopinya. V -60 hanyalah salah satu teknik penyeduhan manual ( tanpa mesin) dengan mengandalkan kemampuan tangan penyeduhnya. Ada teknik lain yang tentunya menggunakan alat yang berbeda dalam menyeduh kopi. Diantaranya Aero press, French hingga Kalita Flate/ Wave.

W-O-W...sejurus mulut saja bergumam saat saya bisa mencuri ilmu penyeduhan kopi. Meski itu baru sebatas teori. Selain teknik penyeduhan kopi. Hal lain yang membuat cita rasa kopi menjadi Istimewanya berasal dari jenis kopi yang disajikan. Dewi Fortuna yang saya pilih merupakan biji kopi arabica. Berbeda dengan biji kopi yang kerap kali dijual di pasaran dan menjadi bahan baku hampir sebagian kopi sachet yang berasal dari kopi robusta. Konon, kopi arabica secara harga lebih mahal dibandingkan dengan kopi Robusta. Seduhan kopi Arabica pun berwara coklat terang, dibandingkan dengan kopi robusta yang ketika diseduh cenderung berwarna coklat pekat (kehitam-hitaman).

Seduhan biji kopi Dewi Fortuna Arabica dari lereng arjuna dengan teknik seduh V60 dok.pri
Seduhan biji kopi Dewi Fortuna Arabica dari lereng arjuna dengan teknik seduh V60 dok.pri
Untuk urusan rasa, Arabica oleh sebagian orang dinilai lebih soft karena kadar kafein lebih rendah dibanding Robusta. Hal itu berpengaruh pada rasa. Kopi Arabica. Nyata ketika saya mencecap sajian Arabica Dewi Fortuna ala National Coffee, rasa asam sangat dominan, nyaris tanpa pahit. Padahal kopi arabica ini disajikan tanpa gula. Lantas, saya pun menghirup aroma kopi yang disajian dalam botol medium dan ketika hendak meminum kita bisa tuang sedikit demi sedikit dalam gelas bening berukuran kecil.

Wangi kopi Arabica memang berbeda. Ada aroma harum buah bahkan bungga. Misalnya saja harum apel merah bahkan harum melati lembut. Sensasi yang dirasakan pun tidak sekedar menenangkan, namun juga menyegarkan. Malam pun kian larut. National Coffee Suhat yang beroperasi dari jam 09.00 pagi hingga 21.00 telah memberikan pengalaman baru dalam mencecap the signature kopi yang berkesan. Sang Dewi Fortuna yang tersaji melalui citarasa kopi coklat bening dengan rasa asam nyata mengusir kantuk saya sepanjang malam. . Praktis, malam itu mata saya tidak mampu terpejam barang semenit hingga pagi menjelang.

Ada yang ingin merasakan sensasi Kopi Arabica Sang Dewi Fortuna? Jangan tunggu terlalu lama hingga Malang sejuta kopi tahun depan ya... Lekas bergegas sebab biji kopi murni itu diolah dan disajikan dengan harga yang pantas. Terjangkau namun tetap membuat kita terpukau. wowww

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun