Tahun 2008 silam, kali kedua saya ke Papua. Agenda Jambore Kebangsaan di Manokwari - Papua mengantarkan saya pada sebuah jelajah peradaban tanah Papua. Pulau Mansinam, satu dari gugusan kepaulauan yang letaknya tidak jauh dari Manokwari, Â ibu kota Propinsi Papua Barat. Tidak banyak hal yang saya ingat. Terlebih dokumentasi kurang begitu memadai. Namun, ini sisi lain dari masa depan wisata Papua yang akan mampu menarik perhatian kalangan Sejarawan, Rohaniawan dan penikmat wisata spiritual kelas Dunia. Di Pulau Mansinamlah kali pertama penyebaran Injil di Papua.
Hal unik yang saya temukan di Mansinam berupa segarnya air tawar yang berasal dari sumur padahal sumur tersebut letaknya tak jauh dari pantai. Secara logika, air sumur tersebut berasa payau , sedikit asin. Namun keunikan tanah Papua menjadikan air di sumur mansinam segar tawar layaknya air mineral kemasan yang bisa langsung diminum melepas haus dahaga.
Tidak hanya Jejak penginjil yang terpahat dalam sejarah peradaban di Papua. Sejarah Islam menarik untuk ditelisik. Siapa yang menyangka , Raja Ampat bukan hanya menyajikan pesona alam layaknya surga dunia. Raja Ampat jika ditelusur merupakan wilayah yang sempat di klaim masuk dalam wialayh kesultanan Tidore - Maluku. Ini menjadi khasanah nilai sejarah tersendiri, bahwa  berwisata ke Raja Ampat bukan untuk menikmati panorama alam semata, melainkan juga sebagai sarana napak tilas sejarah Islam yang kemudian masuk ke Papua.Â
Sudah siap berwisata Ke Papua?
Visit Authentic Papua Year
Sio Ya Tuhan, Terima Kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H