Mohon tunggu...
Yasmin
Yasmin Mohon Tunggu... Dokter - Aspiring writer

One article at a time

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

10 Cara untuk Melakukan Percakapan Baik

17 Juni 2020   03:37 Diperbarui: 17 Juni 2020   18:58 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Percakapan baik itu seperti rok mini; cukup pendek untuk meanrik perhatian, dan cukup panjang untuk menutupi yang diperlukan - Celeste Headlee

Kalau mereka mengeluhkan tentang permasalahaan di kantor, jangan mulai mengeluhkan kesusahan di pekerjaan anda. Pasti berbeda. Tidak akan pernah sama. Setiap pengalaman adalah individu tersendiri.

Dan yang paling penting, momen tersebut adalah bukan mengenai diri anda. Anda tidak perlu menggunakan curhatan atau pembicaraan orang lain untuk membuktikan bagaimana hebat atau sial diri anda. Percakapan bukanlah sebuah kesempatan untuk mempromosikan diri.

7. Jangan mengulang - ulang perkataan

Cobalah untuk tidak mengulang perkataan dalam pembicaraan. Hal tersebut dapat terkesan meremehkan, dan lagi pula, terdengar sangat membosankan.

Kita sering melakukan hal ini terutama di lingkungan kerja dan saat berbicara dengan anak - anak terutama pada situasi dimana kita ingin memastikan hal tersebut tersampaikan, kita terus menerus mengulangnya. Usahakan untuk tidak melakukan itu.

8. Tidak perlu menyebut embel - embel detil cerita

Yang dimaksud disini dari embel - embel adalah tahun, hari, tanggal, nama, dan printilan informasi dari cerita anda. "Aku kemaren ke Dr. Budi yang umurnya 51 tahun pada hari sabtu untuk melakukan operasi usus buntu di kamar operasi 3 lho." Semua detil tersebut tidak perlu disebutkan.

Kalau lawan bicara anda adalah seorang teman akuntasi sehat yang kalo jatuh sakit pun sembuh dengan hanya minum sekoteng, mengetahui ruang operasi mana yang paling nyaman untuk tidur adalah bukan hal yang relevan untuk dibicarakan. Pendengar tidak peduli akan semua embel - embel tersebut.  

9. Dengarlah

"Most of us don't listen with the intent to understand. We listen with the intent to reply." - Steven Covey

Walau poin ini adalah bukan yang terakhir, tetapi ini adalah yang paling penting dari yang lainnya. Dengarlah. Celeste sangat menekankan bagaimana mendengar adalah yang paling penting, atau yang paling pertama, keterampilan yang kita semua perlu kembangkan.

Kenapa kita tidak mau mendengar sesama lain? Yang pertama, kita mending berbicara. Saat saya berbicara, saya yang memegang kekuasaan.

Saya tidak perlu mendengarkan apapun yang saya tidak ingin dengar. Saya menjadi pusat perhatian. Saya dapat menunjang identitas diri. Tetapi ada alasan lain: Kita mudah terdistraksi. Rata - rata orang berbicara dengan kecepatan 225 kata per menit, tetapi kita dapat mendengar sampai 500 kata per menit.

Jadi, pikiran kita mengisi 275 kata yang tersisa. Dan memang perlu diakui, untuk memberikan perhatian kepada seseorang memerlukan usaha dan akan menguras tenaga, tetapi, kalau anda tidak melakukan itu, anda tidak ada dalam percakapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun