Mohon tunggu...
Yasmin
Yasmin Mohon Tunggu... Dokter - Aspiring writer

One article at a time

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

10 Cara untuk Melakukan Percakapan Baik

17 Juni 2020   03:37 Diperbarui: 17 Juni 2020   18:58 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Percakapan baik itu seperti rok mini; cukup pendek untuk meanrik perhatian, dan cukup panjang untuk menutupi yang diperlukan - Celeste Headlee

Dan kadang, melakukan hal tersebut diperlukannya untuk menyisihkan opini pribadi.

Beliau berkata, lawan bicara dapat merasakan penerimaan tersebut, dan dia lama - lama akan menurunkan pertahanan diri, tidak menjadi defensif, dan akan cenderung menjadi terbuka untuk mencurahkan apa yang ada di lubuk hati mereka kepada pendengarnya.

3. Gunakan pertanyaan terbuka

Untuk hal ini, tirukan wartawan. Mulaikan pertanyaan dengan siapa, apa, kapan, diamana dan bagaimana. Kalau kita memulai sebuah pertanyaan dengan pertanyaan yang menjurus, jawabannya akan menjadi sederhana.

Kalau anda menanyakan teman anda, "Kamu marah ya?" teman anda akan membalas kata yang paling kuat di kalimat tersebut, yaitu "marah", dan jawabannya akan "iya" atau "tidak". "Baksonya enak ya?" akan dibalas dengan "Iya, enak," dan titik.

Biarkan mereka menjelaskannya sendiri. Mereka lah yang mengetahui perasaan, pengalaman atau ilmunya. Coba tanyakan pertanyaan seperti, "Bagaimana perasaan kamu?" "Gimana rasa baksonya?" Dengan begitu mereka akan perlu berhenti sejenak unutk memikirkannya, dan anda akan mendapatkan balasannya yang lebih menarik.

4. Ngalir aja

Artinya, kalau sebuah ide datang ke dalam pikiran, anda perlu melepaskannya kembali keluar. Pasti kita semua pernah mendengar sebuah wawancara di TV, dimana setelah tamu pembicara berbicara untuk beberapa menit, pewawancara tiba - tiba menanyakan sesuatu yang tidak ada kaitan sama sekali dengan apa yang dibicarakan, atau malahan menanyakan seseuatu yang sudah dijelaskan oleh tamunya sebelumnya.

Artinya, pewawancaranya sudah berhenti mendengar lima menit yang lalu karena di perjalanan obrolan muncul pertanyaan yang bagus banget dan sangat terpaku dengan pertanyaan tersebut di pikirannya.

Dan kita melakukan hal yang persis sama. Di tengah obrolan dengan seseorang, kita teringat waktu papasan dengan Raisa dan Hamish yang lagi belanja di toko swalayan, dan kita berhenti mendengar. Bermacam cerita akan datang ke pikiran anda. Anda perlu untuk membiarkan semua itu datang dan keluar kembali.

5. Sadari batas ilmu yang kita miliki

Kalau anda tidak mengetahui sesuatu, katakan bahwa anda tidak tahu. Dan ini berlaku sebagai pendengar ataupun pembicara. Sering kita dalam percakapan, kita mendengar sesuatu yang asing, tanyakanlah, dan klarifikasikan dengan pembicara.

Dan sebagai pembicara, perhatikan hal yang dibicarakan. Sebagai contoh, banyak ahli yang melakukan wawancara di TV atau radio, dimana karena diketahui sedang direkam, akan berhati - hati dalam apa yang mereka akui adalah bidang keahliannya dan apa yang sepenuhnya mereka pasti ketahui. Lakukan seperti itu. Jangan ngomong sembarangan.

6. Jangan samakan pengalaman anda dengan pengalaman mereka

Kalau mereka sedang membicarakan kehilangan seorang anggota keluarga, jangan mulai membicaraakan mengenai saat anda kehilangan anggota keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun